Rabu, November 04, 2015

Catatan Seorang Musafir.....

Assalamualaikum,....Motivasi & Mawas Diri ...........Belajar dalam Filosofi Hidup

Renungan Malam.....Seorang Hamba Tuhan Yang Mencari Kebenaran Sejati, Bukan Pembenaran dari orang-orang yang memegang Kebenaran itu sendiri untuk diperjual belikan hanya demi isi perut yang tak akan kunjung hentinya.

Besi & Emas,...Lebih Berharga Manakah diantara keduanya,....?
Secara Kasad Mata memandang, Emas mungkin Lebih Berharga dari Besi (dan ini adalah mungkin pandangan yang keliru bagi setiap Manusia yang Lebih mementingkan isi perut dan glamournya dunia fana belaka) padahal dibalik kilau keemasannya yang memukau mata dhohir tersebut, banyak sekali membawa dampak luar biasa celaka bagi pemuja dan pengagumnya. Dan Berharganya sebuah Emas hanya bisa membawa kemanfaatan personal pengagum dan pemujanya belaka. Tapi bagi Manusia yang tak sanggup memilikinya apakah sanggup tuk mengagumi dan memujanya ? yang ada hanyalah sakit luarbiasa dalam bathin yang tersiksa. (bhs. jawa : Ngenes) ....... Dan Emas tidak akan pernah menjadi Bertuah setelah tersimpan begitu lama dalam genggaman dan dekapan pemujanya, melainkan akan semakin pudar warna kemilaunya. Mau tidak mau, dipungkiri atau tidak itulah kenyataan yang ada dalam Realitas Hidup yang ada sekarang ini.


Lain Emas, Lain Pula dengan Sebuah Besi yang tak ada nilai dan harganya dimata manusia yang memandangnya secara picik dari sudutpandang yang begitu sempit dan penuh kemunafikan. Dilihat sekilas, memang besi adalah barang yang tak ada harganya dibandingkan dengan Emas, tetapi kandungan yang dibawa oleh besi lebih berharga segalanya dari emas. Besi lebih bisa dimiliki oleh semua kalangan dan golongan, serta kemanfaatannya Justru tidak hanya bisa dinikmati personal pengagumnya melainkan juga semua manusia yang ada disekitarnya. Dari Sebuah Besi yang tiada berharga, tatkala semakin ditempah dan diolah oleh tangan-tangan yang penuh keuletan, kesabaran, ketulusan, akan membawa sebuah bentuk yang luar biasa begitu menawan dan mempesona tak kalah dari sebuah emas. Bahkan hasilnya adalah kemanfaatan yang luarbiasa bagi alam sekitarnya. Kalau Emas hasilnya hanya sebagai Bentuk Hiasan Luar Saja,  tapi besi justru dalam segala penjuru sendi kehidupan lebih sangat berarti dan bermanfaat. Dan Semakin Lama besi tersimpan dan tertempah maka nilai bertuahnya pun akan semakin jelas tampak. (Percaya atau tidak. dipungkiri atau tidak itulah Realitasnya yang ada).

Dari Proses penyelaman dan pendalaman Filosofi tentang Besi dan Emas tersebut diatas, akankah kita sebagai umat manusia yang tidak kekal abadi dalam menjalani hidup sesaat ini, hanya bisa memandang kehidupan ini dengan kaca mata pandang yang begitu sempit hanya untuk kepuasan yang tak kekal adanya ? Tentu saja itu semua ada ditangan kita masing-masing dalam menentukan arah Kebenaran yang sesungguhnya bukan karena sebuah Pembenaran Masing-Masing Personal dalam penentuan sebuah kebijakan Prosedural Kehidupan yang menyangkut begitu banyak Sudut Pandang Realitas Kehidupan yang ada.

Jangan sampai kita salah melihat dan memutuskan, salah memilih arah dan jalan, salah menentukan sikap dan kebijakan, salah menempatkan antara nafsu dengan hati nurani, sehingga yang terjadi bukan malah sebuah kemaslahatan, melainkan awal dari sebuah kehancuran. Yang Jelas kita semua pasti tidak akan menginginkan kehancuran itu ada dalam setiap langkah kita dalam menjalani kehidupan ini.

Semoga Kita semua menjadi manusia yang benar-benar bisa belajar dan mempelajari Hakekat antara Besi dan Emas yang sudah abdi paparkan tersebut diatas.
Jazakumullahu Khoiron Katsiroh, Nun Wal Qolami wama yasturun. Wassalamualaikum...wr...wb.

Minggu, November 01, 2015

FILOSOFI HIDUP

Kisah Burung Pipit Kecil dan Si Pengembara..........


Saat musim kemarau datang, dimana-mana banyak makhluk hidup yang membutuhkan Air untuk Kelangsungan Hidupnya,......Dan hal itupun dirasa sama Burung Pipit kecil,.....berlalu lalang kesana kemari hanya untuk setetes air karena telah ditinggalkan sama induk dan kelompoknya,.....tanpa dirasa ia sudah jauh terbang dari asalnya,....dan iapun terdampar disebuah daerah yang asing bagi dirinya,........saat ia sudah tidak kuat lagi terbang, ia pun terjatuh,........

Malang tak dapat dibendung, untung Tak dapat diraih, begitu pepatah mengatakan, hal itupun tlah dirasakan sama burung pipit kecil,....ia terdampar ditempat yang begitu indah, penuh kedamaian, ketentraman, Kesejukan dan kedamaian,....ia telah ditemukan oleh seorang Pengembara yang juga melintasi daerah tersebut.....Sang Pengembara membuat Pondok peristirahatannya ditempat itu. Dan ditempatnya yang baru itu, Si Pengembara merawat Burung Pipit Kecil, hingga pulih. 

Hari demi Hari, Bulan Demi Bulan dan Tahun pun Tlah berganti, Sang Pengembara dan Burung Pipit Kecil telah hidup bersama ditempat itu, Bermain dan Bercanda bersama penuh dengan Kegembiraan dan Kebahagiaan. Burung Pipit Kecilpun tlah tumbuh menjadi Burung Pipit Remaja yang sangat Cantik dan Lincah, serta kekuatan terbangnya pun semakin sempurna. Bahkan Bulunya yang tertata rapi menyelimuti tubuhnya semakin berkilau, membuat Burung pipit itupun terlena dan melupakan Sang Pengembara yang telah merawat dan menemaninya selama ini. Ia terbang sekehendak hatinya, kemana ia suka, sampai akhirnya Burung Pipit itu meninggalkan Sang Pengembara dalam Kesendirian dan Kepiluan.

Sang Pengembara begitu sedih dan merasa kesepian, Mengapa Burung Pipit yang telah lama ia rawat, ia ajarkan bagaimana terbang yang baik dan benar dalam mengarungi Alam Semesta ini telah meninggalkan dirinya. Apa salah dia Hingga Burung Pipit itu Terbang jauh entah dimana ?
Dibalik Kesedihan dan kepiluan hatinya Sang Pengembara Hanya bisa Berdoa semoga Burung Pipit Tetap Terjaga dalam LindunganNya. Dan Semoga Tidak terjadi apa-apa dengan Si Burung Pipit. Sang Pengembarapun Akhirnya Hanya Bisa Pasrah dan Sabar dalam menanti dan menunggu kembalinya Burung Pipit dihadapannya....Entah sampai kapan,....Si Pengembara terus dan terus setia Menunggu Burung Pipit itu.

Bisakah teman-teman dan saudara-saudara menerka, sampai kapankah Burung Pipit itu akan kembali kepada Sang Pengembara tersebut ?

Selasa, Oktober 20, 2015

CATATAN HARIAN GURU HONORER

Catatanq Hari ini Rabu, 21 Oktober 2015

CATATAN HARIAN SEORANG GURU HONORER..............

Dalam setiap perkembangan sebuah peradaban, khususnya dalam dunia pendidikan pasti sudah banyak perubahan-perubahan yang dirasakan oleh setiap orang, khususnya orang-orang yang selalu berkutat didalamnya, salah satunya orang itu adalah aku sendiri...

Dalam Dunia pendidikan banyak sekali hal yang sudah tentu mengarah pada makna pendidikan itu sendiri yang sekarang ini sudah terdegradasi dengan peradaban serba modern, tetapi sipelakunya sendiri masih belum, atau bahkan tidak menyadari itu semua.

Disini aq mencoba tuk bisa berbagi dengan teman-teman semua,.......pengalaman-pengalaman yang aq dapatkan selama 17 tahun aq mengabdikan diri menjadi seorang Guru dan guru itu adalah Guru Swasta yang nota benenya masih jauh dari kelayakan dilihat dari omzet yang didapatkan, dibandingkan dengan guru-guru yang sudah bertaraf Nasional.

Hari ini, saat aq mengajar ada sebuah catatan khusus yang aku rangkaikan dalam blog ini, saat semua orang yang punya visi dan misi maju kedepan seiring kemajuan zaman yang begitu pesat, terlihat juga sisi yang mengenaskan dalam mainsheet anak-anak didik aku. banyak diantara mereka yang masih belum mengerti akan hakekat dan tujuan dari mereka bersekolah,....
yang ada dibenak mereka "sing penting sekolah" / "pokok'e sekolah" masa depan mah urusan belakang. kata - kata inilah yang sering mereka lontarkan tatkala dalam sebuah pembelajaran dikelas dan tatkala mereka diberikan nasehat-nasehat yang baik dan motivasi tuk bisa bangkit dan maju.

Sampai kapankah ini semua bisa berakhir,....siapa yang salah.....tentunya kita semua yang bersalah....
dimana salahnya.....tentunya diri kita sendiri yang bisa menjawabnya.

Rabu, Juli 01, 2015

Belajar Memahami Ayat Qauniyah Allah



Belajar Bersama Memahami Ayat Qauniyah Allah di Alam ( Bag. 1 )

Assalamualaikum, ….. Wr……Wb.

Dalam Al Qur'an dinyatakan bahwa orang yang tidak beriman adalah mereka yang tidak mengenali atau tidak menaruh kepedulian akan ayat atau tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah di alam semesta ciptaan-Nya.

Sebaliknya, ciri menonjol pada orang yang beriman adalah kemampuan memahami tanda-tanda dan bukti-bukti kekuasaan sang Pencipta tersebut. Ia mengetahui bahwa semua ini diciptakan tidak dengan sia-sia, dan ia mampu memahami kekuasaan dan kesempurnaan ciptaan Allah di segala penjuru manapun. Pemahaman ini pada akhirnya menghantarkannya pada penyerahan diri, ketundukan dan rasa takut kepada-Nya. Ia adalah termasuk golongan yang berakal,
 
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.  (QS. Ali 'Imraan, 3:190-191)

Di banyak ayat dalam Al Qur'an, pernyataan seperti, "Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?", "terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang-orang yang berakal," memberikan penegasan tentang pentingnya memikirkan secara mendalam tentang tanda-tanda kekuasaan Allah. Allah telah menciptakan beragam ciptaan yang tak terhitung jumlahnya untuk direnungkan. Segala sesuatu yang kita saksikan dan rasakan di langit, di bumi dan segala sesuatu di antara keduanya adalah perwujudan dari kesempurnaan penciptaan oleh Allah, dan oleh karenanya menjadi bahan yang patut untuk direnungkan. Satu ayat berikut memberikan contoh akan nikmat Allah ini:

11. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. An-Nahl, 16:11)

Marilah kita berpikir sejenak tentang satu saja dari beberapa ciptaan Allah yang disebutkan dalam ayat di atas, yakni kurma. Sebagaimana diketahui, pohon kurma tumbuh dari sebutir biji di dalam tanah. Berawal dari biji mungil ini, yang berukuran kurang dari satu sentimeter kubik, muncul sebuah pohon besar berukuran panjang 4-5 meter dengan berat ratusan kilogram. Satu-satunya sumber bahan baku yang dapat digunakan oleh biji ini ketika tumbuh dan berkembang membentuk wujud pohon besar ini adalah tanah tempat biji tersebut berada.
Bagaimanakah sebutir biji mengetahui cara membentuk sebatang pohon? Bagaimana ia dapat berpikir untuk menguraikan dan memanfaatkan zat-zat di dalam tanah yang diperlukan untuk pembentukan kayu? Bagaimana ia dapat memperkirakan bentuk dan struktur yang diperlukan dalam membentuk pohon? Pertanyaan yang terakhir ini sangatlah penting, sebab pohon yang pada akhirnya muncul dari biji tersebut bukanlah sekedar kayu gelondongan. Ia adalah makhluk hidup yang kompleks yang memiliki akar untuk menyerap zat-zat dari dalam tanah. Akar ini memiliki pembuluh yang mengangkut zat-zat ini dan yang memiliki cabang-cabang yang tersusun rapi sempurna. Seorang manusia akan mengalami kesulitan hanya untuk sekedar menggambar sebatang pohon. Sebaliknya sebutir biji yang tampak sederhana ini mampu membuat wujud yang sungguh sangat kompleks hanya dengan menggunakan zat-zat yang ada di dalam tanah.
Pengkajian ini menyimpulkan bahwa sebutir biji ternyata sangatlah cerdas dan pintar, bahkan lebih jenius daripada kita. Atau untuk lebih tepatnya, terdapat kecerdasan mengagumkan dalam apa yang dilakukan oleh biji. Namun, apakah sumber kecerdasan tersebut? Mungkinkah sebutir biji memiliki kecerdasan dan daya ingat yang luar biasa?
Tak diragukan lagi, pertanyaan ini memiliki satu jawaban: biji tersebut telah diciptakan oleh Dzat yang memiliki kemampuan membuat sebatang pohon. Dengan kata lain biji tersebut telah diprogram sejak awal keberadaannya. Semua biji-bijian di muka bumi ini ada dalam pengetahuan Allah dan tumbuh berkembang karena Ilmu-Nya yang tak terbatas. Dalam sebuah (QS. Al-An'aam, 6 :  ayat 59). disebutkan:

59. dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhil Mahfudz)"
Dialah Allah yang menciptakan biji-bijian dan menumbuhkannya sebagai tumbuh-tumbuhan baru. Dalam (QS. Al-An'aam, 6 : ayat  95) Allah Juga menyatakan :

95. Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, Maka mengapa kamu masih berpaling?
Biji hanyalah satu dari banyak tanda-tanda kekuasaan Allah yang diciptakan-Nya di alam semesta. Ketika manusia mulai berpikir tidak hanya menggunakan akal, akan tetapi juga dengan hati mereka, dan kemudian bertanya pada diri mereka sendiri pertanyaan "mengapa" dan "bagaimana", maka mereka akan sampai pada pemahaman bahwa seluruh alam semesta ini adalah bukti keberadaan dan kekuasaan Allah SWT.

Kesimpulan :
Dengan Keterangan dan Penjelasan yang terdapat dalam Firman Allah Diatas, Akankah kita Masih setengah-setengah dalam meyakini Kekuasaan Allah dan Keberadaan Allah Yang SesungguhNya. Dan Yang Menjadi Pertanyaan Bagi Diri Kita sendiri adalah “Kemanakah Pilihan Hidup Kita yang akan Kita Jalani ? Akankah kita memilih Jalan yang sudah Diberikan Petunjuk OlehNya atau Malah Kita akan Menjadi Orang yang Mengingkari Semua Kebesaran, Kekuasaan dan Nikmat2 yang Telah diberikan OlehNya Kepada Kita Semua. (Life Is The Choiche). Semoga Manfaat & Dan Semoga Allah selalu Membimbing Kita dalam kehidupan Sehari-hari kita Tetap ada di JalanNya. Amin.
Nun Wal Qolami Wala Yasturun, Wassalamualaikum….Wr……Wb.