Jumat, Juni 28, 2013

SANG "GURU"



Dibalik Kata Sang “GURU”
Assalamualaikum.....Bahan Kajian dan Renungan Bagi Seorang "GURU"

Setiap orang mempunyai hak untuk memberikan sebuah sumbangsih sedikit pemikiran demi kemaslahatan kalo memang pemikiran tersebut benar-benar bisa dibuktikan secara realita dan nyata dalam kehidupan. Untuk itu Abdi disini hanya sedikit memberikan sebuah Goresan kata dalam hati untuk kita renungi bersama bagi kita yang berprofesi sebagai seorang pendidik "GURU".

Makna kata "GURU" merupakan sakral sekali bagi mereka yang benar-benar tahu dan mendalami Peran dan Fungsi Seorang "Guru" yang sesungguhnya. Dalam Realitas yang ada sekarang ini banyak orang yang berlomba-lomba untuk menjadi seorang "GURU" Kenapa ??????? ea tentulah jawabannya sudah bisa kita tebak sendiri. 

Profesi "GURU" saat ini adalah profesi yang sangat menjanjikan kalau hanya sekedar untuk mencukupi kebutuhan hidup personal. Betapa tidak sudah berapa kali peraturan pemerintah yang mensuport keinginan "GURU" disaat ini, mulai dari adanya berbagai macam Tunjangan, Kenaikan Gaji bahkan sekarang yang lagi banyak dibicarakan adalah masalah sertifikasi. Sehingga dengan adanya itu semua liat aja banyak guru yang Model hidupnya sudah mengikuti para Pejabat kelas tinggi tetapi tidak tahu sebenarnya itu semua mempunyai tanggung jawab yang besar didalamnya. Dari tanggung jawab itu sendiripun masih banyak kenyataannya "GURU" yang cuek dan tak banyak peduli dengan permasalahan-permasalahan pendidikan yang sesungguhnya. "Banyak yang Asal ngajar" intinya Datang kesekolah, masuk kelas, ngajar terus pulang....???????? tanpa ada beban sama sekali dengan masalah-masalah para siswa-siswinya disekolah. Bahkan yang lebih parah lagi adalah banyak Guru cuek dan hanya ingin mencari citra dihadapan sesama para guru dengan jalan yang begitu tidak terpuji (Itu menurut hukum agama) bisanya hanya ngomong dibelakang dengan mencari teman yang menurut dia bisa dia manfaatkan untuk mendukung omongannya, tetapi tidak ada niat untuk mencari pembenahan dan solusi demi kebaikan. (Semua hanya mencari Pembenaran berdasarkan Pengalaman, Usia Tua yang merasa lebih segalanya, Masa Kerja yang mungkin lebih lama, Pendidikan yang lebih tinggi, kedudukan atau jabatan yang dipunyai dll). (QS. Luqman ayat 16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui”)

Dan yang paling membuat Hati trenyuh bila melihat seorang Guru yang bisanya hanya Mencari-cari kesalahan bahkan mengungkit-ungkit hal yang tidak semestinya dalam kategori dan kapasitas seorang guru (yang mempunyai Akhlaq Terpuji). Senang akan membicarakan aib sesama guru padahal dia tidak tahu maksud dan tujuan yang sesungguhnya, tapi kenyataannya dirinya sendiri tidak bisa mengaca, menyelami dan memahami apa yang sudah dilakukannya selama ini itu benar-apa salah. (QS. Luqman Ayat 6 “dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan Perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan”)

Yang ditunjukkan dan ditampakkan pada dirinya hanyalah kebaikan dan kebaikannya saja tidak pernah ia menyelami kekurangan dan kelemahannya. Yang pada akhirnya membuat sebuah keresahan dan kesenjangan dalam sebuah Tatanan Silaturrahim (Team Work) sesama Guru dalam mengemban Amanah mendidik dan membimbing serta mengasuh anak didik untuk menjadi yang lebih baik. Masih Banyak Guru yang beranggapan Kolot tentang Hubungan dan Status Seorang Guru dengan Muridnya. (Guru Ya Guru/Murid Ya Murid). Padahal bila kita memaknai (QS. Luqman Ayat 18. “dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”) sungguh luar biasa makna yang tersirat didalamnya dalam memposisikan kita sebagai seorang Guru dalam mendidik, Mengajar, Membina dan Mengasuh anak didik kita. 

Saat ini dengan jaman seperti sekarang ini seharusnya kita bisa mengerti dan memahami dengan kebesaran hati bahwa jaman sekarang bukanlah jaman disaat kita sekolah dulu jaman dimana kita masih menjadi seorang Murid dulu. Saat ini Peran Seorang Guru tidak hanya sebagai seorang Pendidik dan pentransfer Ilmu pengetahuan saja lebih dari itu kita harus bisa memposisikan Kapan Kita menjadi Seorang Guru yang kompeten dihadapan Siswa, Kapan Kita bisa menjadi Orang Tua pengganti Orang Tua mereka dirumah, kapan kita bisa menjadi sahabat/Teman Mereka, dan Kapan kita bisa menjadi tempat Curahan Hati mereka untuk bisa mensuport segala apa yang menjadi keinginan dan cita-cita mereka. Bukan Pujian, bukan Penghargaan, bukan kedudukan atau jabatan yang kita utamakan melainkan ketulusan dan keikhlasan hati yang diperlukan untuk menjalankan Amanah Menjadi Seorang Guru. (Filosofi Wong Jowo “Kalau Ingin dihargai Orang maka Hargailah Orang Lain tanpa harus melihat status/strata sosial yang dimiliki). Karena Sesungguhnya Manusia dihadapan Allah itu Hakekatnya Sama tanpa terkecuali, yang membedakan hanyalah Tingkat keimanan dan Ketaqwaan yang dimiliki orang tersebut.

Nah apakah kita pernah bertanya pada diri sendiri inikah saya seorang GURU ?........Tentu tidak karena yang dicari hanyalah Penghargaan, Penghormatan, Pencitraan pada Manusia Saja bukan Karena Allah SWT (Bagi Orang yang Hanya mementingkan Dirinya Sendiri). Tapi, Bila semua yang dilakukan itu tulus dan ikhlas karena Allah Semata saya yaqin yang ada bukan saling menjatuhkan diantara sesama guru melainkan meningkatkan dan menciptakan komunikasi yang baik dengan bisa menempatkan porsi dan kedudukan yang ada dalam setiap permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan. Bukan Slintutan, Singit-singitan atau bahkan menjual omongan yang tidak semestinya dengan kapasitas sebagai seorang Guru. Apa memang sudah jamannya seperti ini….?.............Yang bisa menjawab hanya hati nurani kita masing-masing.

Dari realitas dan kenyataan semacam itu toh "mereka" tidak canggung dan tidak malu menyebut dirinya sebagai seorang "GURU". Sebenarnya kalo kita pikir dengan hati yang jernih dan otak yang bersih sesungguhnya "Guru" dijaman sekarang tidak layak disebut sebagai seorang "GURU" yang pantas adalah "TENAGA PENDIDIK" saja dan juga tidak layak disebut sebagai "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" karena apa ???? yah kita liat saja sendiri berapa banyak pemasukan yang dihasilkan oleh seorang "Guru" dari profesinya tersebut. Iya Kalo "GURU" jaman dulu emang pantas disebut sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa dan bener-bener seorang GURU sejati karena antara yang didapatkan dengan apa yang dia kerjakan 180 derajat sangat tidak berimbang.

Abdi adalah juga seorang "Tenaga Pendidik" melihat dan memahami dari makna "GURU" yang sesungguhnya ABDI sangat malu dan tidak layak disebut sebagai seorang "GURU" Karena jujur saja abdi masih jauh dari disebut Sebagai seorang “GURU” yah pantasnya "Staff Pendidik/Pengajar" Gitu aja. "GURU" digugu lan ditiru....makna ini sudah adakah dalam jiwa kita ??????? (Tidak hanya digugu dan ditiru sebatas omongannya Saja tetapi juga semua yang ada pada sendi hidup kita, Tingkah Laku Perbuatan, Akhlaq, Cerminan Hati, Pandangan Hidup dll) padahal jujur aja dalam kehidupan saat ini banyak sekali "Guru" yang tidak bisa memegang makna tersebut. Untuk itu mari sama-sama dengan media Group ini kita tingkatkatkan kembali rasa solidaritas sesama "Tenaga Pendidik/Pengajar" untuk tetap saling memberikan informasi, saran dan nasehatnya demi pengembangan pengetahuan pribadi. Serta senantiasa menggunakan Hati dan Aqidah didalam setiap menyelami sebuah wacana yang ada. (Bukan karena Nafsu duniawi, Iri, syirik dan Dengki) Mari kita ingat bersama bahwa Tugas dan tanggung jawab kita tidak hanya sebatas didunia saja, melainkan kelak dihadapanNya itulah akhir penentuan Tugas dan tanggung jawab kita yang sesungguhnya.

Demikian sedikit dari hasil penyelaman kata hati ABDI tentang wacana seorang "GURU" dikaca pandang mata Abdi. Semoga bermanfaat, dan semoga ini akan menjadi motivasi kita bersama untuk bisa lebih baik dan lebih baik, bukan karena ingin dipandang orang hanya untuk jabatan, tetapi bener-bener tulus wujud pengabdian kita seorang hamba kepada RobbNya. Amin. Fastabiqul Khoiroth. Jayalah "GURUKU" Perhatian, Pelayanan dan Pengabdianmu yang kami butuhkan bukan Sekedar Ilmu yang engkau transferkan kepada Kami. Mohon ma'af bila ada kata yang kurang berkenan. Terimakasih.

Wassalamualaikum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar