MAKNA DAN ARTI HIDUP
(Filosofi Orang Jawa)
ORANG JAWA PADA ZAMAN DAHULU SELALU
MENGGUNAKAN FILOSOFI/ UNEN-ENEN UNTUK MENATA HIDUP, DAN MENERAPKANNYA DALAM
KESEHARIAN, MAKA DARI ITULAH ORANG JAWA DAHULU TERLIHAT LEBIH SANTUN DARI PADA
JAWA SEKARANG YANG TELAH MEJADI JAWA MODERNISASI, YANG LEBIH MENGUTAMAKAN EGO
DAN KESENANGAN SENDIRI KARENA HANYA MEMPELAJARI PENDIDIKAN DALAM BANGKU SEKOLAH
SAJA, MUNGKIN PERLU ADANYA PEMBELAJARAN PADA PEMUDA-PEMUDI DI JAWA SEKARANG,
TENTANG MAKNA DAN ARTI HIDUP YANG SEJATI DENGAN BANTUAN FILOSOFI JAWA TERSEBUT.
KATA ORANG TUA DULU YANG SERING TERLONTAR BUAT ANAK-ANAK MUDA SEKARANG WONG
JOWO NANGING RA JAWANI YANG ARTINYA ORANG JAWA TAPI TIDAK MENGERTI DAN MEMAHAMI
MAKNA DAN TATANAN JAWA DWIPA. DAN INI SEDIKIT FILOSOFI JAWA, MUNGKIN BISA
MENGINGATKAN DAN MEMBUKA HATI PARA MUDA-MUDI JAWA TENTANG KEINDAHAN JAWA DENGAN
FILOSOFINYA.
1. Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa
Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha (Berjuang tanpa perlu
membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa
mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari
kebendaan)
2. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan
Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri;
Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).
3. Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe,
Banter tan Mbancangi, Dhuwur tan Ngungkuli (Bekerja keras dan bersemangat tanpa
pamrih; Cepat tanpa harus mendahului; Tinggi tanpa harus melebihi)
4. Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja
Kagetan, Aja Aleman (Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan
mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja).
5. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan,
Kadonyan lan Kemareman (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan
untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).
6. Aja Kuminter Mundak Keblinger,
Aja Cidra Mundak Cilaka, Sing Was-was Tiwas (Jangan merasa paling pandai agar
tidak salah arah;Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka; dan Barang siapa
yang ragu-ragu akan binasa atau merugi).
7. Aja Milik Barang Kang Melok, Aja
Mangro Mundak Kendo (Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik,
indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat).
8. Aja Adigang, Adigung, Adiguna (Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti).
9. Sing Sabar lan Ngalah Dadi
kekasih Allah (Yang sabar dan mengalah akan jadi kekasih Allah).
10. Sing Prihatin Bakal Memimpin (Siapa berani hidup prihatin akan menjadi
satria, pejuang dan pemimpin).
11. Sing Resik Uripe Bakal Mulya (Siapa yang bersih hidupnya akan hidup
mulya).
12. Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (Keberanian, kekuatan
dan kekuasaan dapat ditundukkan oleh salam sejahtera).
13. Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (segala sifat keras
hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut
hati dan sabar)
14. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara (Manusia hidup di dunia
harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta
memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).
15. Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat
bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan
tentu akan lebih baik, tapi sekecil apapun manfaat yang dapat kita berikan,
jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat).
16. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara (Manusia hidup di dunia
harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta
memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).
17. Aja Adigang, Adigung, Adiguna (Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti).
18. Memayu hayuning bawana (melindungi bagi kehidupan dunia)
19. Sukeng tyas yen den hita (suka/bersedia menerima nasihat, kritik,
tegoran)
20. Jer basuki mawa beya (keberhasilan seseorang diperoleh dengan
pengorbanan)
21. Ajining dhiri dumunung ing kedhaling lathi (nilai diri seseorang
terletak pada gerak lidahnya)
22. Ajining sarira dumunung ing busana (nilai badaniah seseorang terletak
pada pakaiannya)
23. Amemangun karyenak tyasing sesama (membuat enaknya perasaan orang lain)
24. Kridhaning ati ora bisa mbedhah kuthaning pasthi (Gejolak jiwa tidak
bisa meruba kepatian)
25. Budi dayane manungsa ora bisa ngungkuli garise Kang Kuwasa (Budi daya
manusia tidak bisa mengatasi takdir Yang Maha Kuasa)
26. Sura dira jayaningrat lebur
dening pangastuti( kemarahan dan kebencian akan terhapus / hilang oleh sikap
lemah lembut)
27. Tan ngendhak gunaning janma (tidak merendahkan kepandaian manusia)
28. Sepiro duwurmu ngudi kawruh, sepiro jeromu ngangsu ngilmu, sepiro akehe
guru ngajimu tembe mburine mung arep ketemu marang sejatine awake dewe (sopo
sing wus biso nemoake sedulur batine kakang kawah adi ari2 papat kiblat lima
pancer, sejatine wus nemu guru sejatine )
29. Sekti tanpo aji digdoyo tanpo guru,(sudah sakti tanpa ‘pegangan’ /
maksudnya tanpa jimat, aji-aji, ilmu kebatinan – dan sudah hebat tanpa berguru.
)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar