Pengertian Seni
I. SENI DAN KEINDAHAN
Pengertian seni sampai
sekarang masih terus berubah mengikuti perkembangan jaman. Sejak dulu
para tokoh dan seniman membuat definisi tentang seni tetapi kesemuanya tidak
dapat membuat batasan yang tepat. Beberapa pengertian seni diantaranya, menurut
:
- Pengertian kata seni
kita ambil dari Inggris art, yang berakar pada kata Latin ars,
yang berarti: ketrampilan yang diperoleh melalui pengalaman, pengamatan atau
proses belajar.
Dari akar kata ini kemudian
berkembang pengertian berkarya seni sebagai berikut: penggunaan
ketrampilan dan imajinasi secara kreatif dalam menghasilkan benda-benda estetis
- Kamus Besar Bahasa
Indonesia, seni mempunyai pengertian :
(1) halus, kecil dan halus,
tipis dan halus, lembut dan enak didengar, mungil dan elok ; (2) keahlian
membuat karya yang bermutu; (3) kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang
bernilai tinggi (luar biasa) ; orang yang berkesanggupan luar biasa.
Masih banyak lagi pendapat dan
definisi yang diberikan oleh para ahli mengenai seni yang dapat di-simpulkan
sebagai berikut :
- Kecakapan membuat
(menciptakan) sesuatu yang elok-elok atau indah.
- Sesuatu karya yang
dibuat (diciptakan) dengan kecakapan yang luar biasa seperti
sanjak, lukisan,
ukiran-ukiran dsb.
- Seni menghasilkan
karya yang estetis dan memiliki makna simbolik
Dengan kata lain seni atau
kesenian berarti :
Satu ekspresi, gagasan
atau perasaan manusia yang diwujudkan melalui pola kelakukan yang menghasilkan
karya yang bersifat estetis dan bermakna.
a. Cabang Seni
Secara umum seni terbagi
menjadi empat cabang yaitu seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater
atau drama. Perbedaan yang terdapat pada keempat cabang seni ter-sebut
adalah media yang digunakan, yaitu :
1. Seni Rupa menggunakan media melalui unsur-unsur seni rupa seperti titik, garis,
bi-dang, bentuk, warna, tekstur dan gelap terang.
2. Seni Musik menggunakan media melalui suara yang dihasilkan oleh manusia atau
alat tertentu.
3.
Seni Tari menggunakan media gerak tubuh manusia.
4. Seni Teater atau Drama menggunakan media gerak tubuh, suara dan rupa.
Seni Rupa adalah sebuah
konsep atau nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya terdiri atas
unsur-unsur rupa yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna.
Unsur-unsur rupa tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah pola tertentu.
Bentuk karya seni rupa merupakan keseluruhan unsur-unsur rupa yang tersusun
dalam sebuah struktur atau komposisi yang bermakna.
Karya seni rupa dapat dibagi
menjadi dua yaitu:
1. Karya seni rupa dua dimensi
Karya seni rupa dua dimensi
adalah karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi
panjang dan lebar atau karya
yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja.
Contohnya, seni lukis,
seni grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya.
2. Karya seni rupa tiga dimensi.
Karya seni rupa tiga dimensi
adalah karya seni rupa yang memiliki dimensi panjang,
lebar dan tinggi, atau
karya yang memiliki volume dan menempati ruang. Contoh : seni
patung, seni
kriya, seni keramik, seni arsitektur dan berbagai desain produk.
b. Fungsi Seni
Sejak jaman prasejarah,
kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari seni. Nenek moyang kalian membuat
lukisan primitif pada dinding-dinding goa tempat tinggalnya, membuat perkakas,
perhiasan dari tulang binatang buruan atau menari-nari disekeliling api unggun
sambil menyanyi dalam upacara ritual dan sebagainya. Hal itu sebagai usaha
mengungkapkan ekspresi yang dirasakan dengan kegiatan tersebut.
Di zaman modern, perkembangan
seni semakin tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seni telah disadari
keberadaannya. Sehingga perkembangan manusia dalam menciptakan dan menggunakan
seni semakin dapat dirasakan. Pada perkembangan selanjutnya, manusia
telah menciptakan karya seni yang berdaya guna dalam kehidupan mereka
Berdasarkan kegunaannya,
karya seni rupa dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Aplied Art (seni
pakai atau terapan)
Seni Terapan atau seni
pakai (applied art) adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi
kebutuhan praktis. Contoh seni terapan yaitu:arsitektur, poster, keramik, baju,
sepatu, dan lain-lain. Dalam pembuatan seni pakai biasanya faktor kegunaan
lebih diutamakan daripada faktor keindahan atau artistiknya. Membuat karya seni
terapan tampak lebih sulit dibandingkan karya seni murni. Hal itu mungkin
karena membuat karya seni murni terasa lebih bebas dibanding membuat karya seni
terapan karena tidak memperhitungkan fungsi.
2. Pure Art (seni murni
atau seni indah)
Seni murni adalah karya seni
rupa yang dibuat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan artistik. Orang mencipta
karya seni murni umumnya berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan cita
rasa estetik. Kebebasan berekspresi dalam seni murni sangat diutamakan. Yang
tergolong dalam seni murni yaitu: seni lukis, seni patung, seni grafis dan
sebagian seni kerajinan.
Berdasarkan fungsinya dalam
memenuhi kebutuhan manusia, seni dibagi menjadi beberapa kelompok :
1. Fungsi Individual
Manusia terdiri dari unsur
fisik dan psikis. Salah satu unsur psikis adalah emosi. Maka fungsi individual
ini dibagi menjadi fungsi fisik dan fungsi emosi.
a. Fisik
Fungsi ini banyak dipenuhi
melalui seni pakai yang berhubungan dengan fisik, seperti; busana, perabot,
rumah alat transportasi dan sebagainya.
b. Emosional
Fungsi ini dipenuhi melalui
seni murni, baik dari senimannya maupun dari pengamat atau konsumennya. Contoh:
lukisan, patung, film dan sebagainya.
2. Fungsi Sosial
Fungsi sosial artinya dapat
dinikmati dan bermanfaat bagi kepentingan orang banyak dalam waktu relative
bersamaan. Fungsi ini dikelompokkan dalam beberapa bidang :
a. Rekreasi / hiburan
Seni dapat digunakan sebagai
sarana untuk melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan. Contoh: film, komedi,
tempat rekreasi dan sebagainya.
b. Komunikasi
Seni dapat digunakan untuk
mengkomunikan sesuatu seperti pesan, kritik, kebijakan, gagasan, dan produk
kepada orang banyak. Contoh: iklan, poster, spanduk, dan lain-lain.
c. Edukasi / Pendidikan
Pendidikan juga memanfaatkan
seni sebagai sarana penunjangnya, contoh; gambar ilustrasi pada buku pelajaran,
poster ilmiah, foto dan sebagainya.
d. Religi / Keagamaan
Karya seni dapat dijadikan
ciri atau pesan keagamaan. Contohnya; kaligrafi, arsitektur tempat ibadah,
busana keagamaan dan sebagainya.
c. Unsur Seni Rupa
Karya seni rupa 2 dimensi
akan menjadi sebuah karya yang baik jika dapat memenuhi 7 (tujuh) unsur seni
rupa berikut :
1.
Garis
2.
Bidang
3.
Ruang
4.
Warna
5.
Tekstur
6.
Bentuk
7.
Gelap Terang (cahaya)
GARIS
Garis adalah unsur seni rupa
yang paling sederhana tetapi penting dalam penampilan estetik.
Garis selalu dapat diamati
secara visual pada tiap benda alam dan pada hasil karya seni rupa. Dalam hal
ini dibedakan antara garis alamiah dan garis yang diciptakan (sengaja
maupun tidak sengaja).
Contoh:
Garis alamiah : garis
cakrawala di alam yang dapat dilihat sebagai batas antara permukaan laut dan
langit.
Garis yang diciptakan :
Pada gambar ilustrasi, garis
hitam sengaja dibuat untuk menciptakan bentuk dan sosok (figur). -disengaja.
Garis yang timbul karena
diciptakannya dua bidang dengan warna atau barik (tekstur) yang berbeda. -tidak
disengaja.
Fungsi garis:
1.
Untuk memberikan representasi atau citra struktur, bentuk dan bidang. Garis ini
sering disebut garis blabar (garis kontur) berfungsi sebagai batas/ tepi
2.
Untuk menekankan nilai ekspresi seperti nilai gerak atau dinamika (movement),
nilai irama (rhythm) dan nilai arah (direction). Garis ini
disebut juga garis grafis.
3.
Untuk memberikan kesan matra (dimensi) dan kesan barik (tekstur). Garis
ini sering disebut garis arsir atau garis tekstur. Garis tekstur lebih bisa
dihayati dengan jalan meraba.
Sifat garis:
1.
Sifat garis menunjuk adanya beberapa jenis garis, seperti:
2.
Garis lurus vertikal dan horizontal yang dapat mengungkapkan kesan tertentu,
seperti tenang, statis atau stabil.
3.
Garis putus yang dapat mengungkapkan kesan gerak dan gelisah.
4.
Garis silang atau diagonal yang dapat mengungkapkan kesan gerak, tegang dan
ragu.
5.
Garis lengkung yang dapat mengungkapkan kesan lamban, irama dan santai.
BIDANG
Unsur bidang dalam senirupa
adalah perkembangan dari penampilan garis, yaitu perpaduan garis-garis dalam
kondisi tertentu. Bidang dapat diamati secara visual pada tiap benda alam dan
pada hasil karya senirupa. Dalam hal ini dibedakan antara bidang alamiah dan
bidang yang dicipta (sengaja maupun tidak sengaja).
Contoh:
Bidang alamiah : bidang
lapangan atau taman, bidang sawah, bidang langit, bidang laut dsb.
Bidang yang dicipta : Bidang
lukisan, bidang segitiga, bidang lingkaran dsb. -sengaja dibuat
Bidang yang timbul karena
pembubuhan warna, cahaya atau barik. -tidak disengaja
Fungsi bidang:
1.
Untuk menekankan nilai ekspresi dan nilai gerak (movement), nilai irama
(rhythm) dan nilai arah (direction).
2.
Untuk memberikan batas dan bentuk serta ruang seperti yang tampak pada bangunan
dan patung.
3.
Untuk memberikan kesan trimatra (3 dimensi) yang ditimbulkan oleh
batasan panjang, lebar dan tinggi.
Sifat bidang:
1.
Bidang horizontal dan vertikal yang memberikan kesan tenang, statis, stabil dan
gerak.
2.
Bidang bundar yang memberikan kesan kadang-kadang stabil, kadang-kadang gerak.
3.
Bidang segitiga yang memberikan kesan statis maupun dinamais.
4.
Bidang bergelombang (cekung dan cembung) yang memberikan kesan irama dan gerak.
RUANG
Ruang sebenarnya tidak dapat
dilihat (khayalan), jadi hanya bisa dihayati. Ruang baru dapat dihayati setelah
kehadiran benda atau unsur garis dan bidang dalam kekosongan atau kehampaan.
Misalnya ruang yang ada disekeliling benda, ruang yang dibatasi oleh bidang
dinding rumah, ruang yang terjadi karena garis pembatas pada kertas.
Ruang dapat dihayati di alam
dan pada karya senirupa, karenanya dibedakan antara ruang alamiah dan ruang
yang diciptakan (disengaja atau tidak disengaja).
Contoh:
Ruang alamiah:
Ruang yang terdapat di alam
yang dibatasi oleh benda-benda alam dan karena pengaruh cahaya seperti pada
pemandangan alam.
Ruang yang diciptakan :
-
Ruang interior dan eksterior sebuah bangunan yang dapat memberikan suasana yang
dikehendaki, seperti sebuah interior mesdjid atau gereja. -disengaja.
-
Ruang yang timbul karena penempatan berbagai warna, jarak gelap terang, seperti
pada sebuah lukisan. -tidak disengaja.
Fungsi ruang:
1.
Untuk memberikan kesan trimatra (3 dimensi), seperti kesan kedalaman, jarak dan
plastisitas pada sebuah lukisan alam.
2.
Untuk menekankan nilai ekspresi seperti irama, gerak, kepadatan dan kehampaan,
seperti pada karya arsitektur dan seni patung.
3.
Untuk memberikan kesan nilai guna (nilai praktis), seperti ruang pada gelas
(rongga gelas), ruang pada lemari dsb.
Sifat ruang:
1.
Ruang terbuka atau ruang tak terbatas, yaitu ruang berada di luar/ di
sekeliling benda, seperti ruang eksterior bangunan yang dapat memberikan kesan
keabadian/ kelanggengan.
2.
Ruang tertutup atau ruang terbatas, yaitu ruang berada dalam batasan benda,
seperti ruang interior bangunan atau ruang patung.
3.
Ruang perlambangan, yaitu ruang yang memberikan arti perlambangan kehadiran
ruang, seperti pada pernyataan ruang alam kecil (microcosmos) dan ruang alam
besar (macrocosmos).
4.
Ruang gelap terang, yaitu ruang yang timbul karena pengaruh cahaya atau karena
pembubuhan warna, seperti pada lukisan.
WARNA
Beberapa istilah yang perlu
diketahui dalam teori warna diantaranya;
1) Warna Primer, yakni warna
dasar atau warna pokok yang tidak dapat diperoleh dari campuran warna lain.
Warna primer terdiri dari merah, kuning, dan biru,
2). Warna Sekunder, yaitu
warna yang diperoleh dari campuran kedua warna primer, misalnya warna ungu,
oranye (jingga) , dan hijau,
3). Warna Tersier, yakni
warna yang merupakan hasil percampuran kedua warna sekunder,
4). Warna analogus, yaitu
deretan warna yang letaknya berdampingan dalam lingkaran warna, misalnya
deretan dari warna ungu menuju warna merah, deretan warna hijau menuju warna
kuning, dan lain-lain,
5). Warna komplementer, yakni
warna kontras yang letaknya berseberangan dalam lingkaran warna, misalnya,
kuning dengan ungu, merah dengan hijau, dan lain-lain.
TEKSTUR
Tekstur adalah unsur senirupa
yang memberikan watak/karakter pada permukaan bidang yang dapat dilihat dan
diraba.
Tekstur yang dapat dilihat
atau diraba pada permukaan bidang dibedakan antara tekstur alamiah dan tekstur
buatan.
Tekstur alamiah ialah watak
bidang yang tercipta oleh alam, seperti urat kayu atau batu.
Tekstur buatan atau tiruan
ialah watak bidang yang dibuat (disebut juga tekstur simulasi), membuat watak
kayu pada bidang memberi kesan tekstur dengan cara tehnik gambar tertentu.
Fungsi tekstur : untuk
memberikan watak tertentu pada bidang permukaan yang dapat menimbulkan nilai
estetik. Misalnya tekstur dari urat-urat kayu ditonjolkan pada permukaan bidang
patung sesuai dengan bentuk patung.
BENTUK
Kata bentuk dalam seni rupa
diartikan sebagai wujud yang terdapat di alam dan yang tampak nyata.
Sebagai unsur seni, bentuk hadir sebagai manifestasi fisik dari obyek yang
dijiwai yang disebut juga sebagai sosok (dalam bahasa Inggris disebut form).
Misalnya membuat bentuk manusia, binatang dsb.
Ada juga bentuk yang hadir karena tidak
dijiwai atau secara kebetulan (dalam bahasa Inggris disebut shape) yang
dipakai juga dengan kata wujud atau raga.
Fungsi bentuk:
Pada karya senirupa, bentuk diciptakan
sesuai dengan kebutuhan praktis, seperti membuat bentuk kursi untuk diduduki.
Dalam hal ini bentuk yang dicipta sesuai dengan nilai kegunaannya (functional
form).
Bentuk dicipta sebagai
ungkapan (bentuk ekspresi), seperti pada lukisan dan patung.
Jenis / sifat bentuk:
1.
Bentuk organik, yaitu bentuk pada karya senirupa yang mengingatkan pada bentuk
mahluk hidup, seperti manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan.
2.
Bentuk dwi-matra, yaitu bentuk pada karya senirupa yang terbatas pada bidang,
bentuk yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, seperti bentuk pada gambar dan
lukisan.
3.
Bentuk tri-matra, yaitu bentuk pada karya senirupa yang memiliki ukuran
panjang, lebar dan tinggi, seperti bentuk patung dan bangunan
4.
Bentuk diam dan bergerak (statis dan kinetis) seperti pada patung, mobil dsb.
5.
Bentuk berirama (ritmis) seperti pada bangunan, patung dsb.
6.
Bentuk agung dan abadi (monumental) seperti pada bangunan dan patung.
GELAP TERANG
Cahaya yang dapat memberikan
pengaruh pada nilai keindahan karya seni meliputi:
Cahaya alamiah, yaitu
cahaya sebagai unsur alam, seperti sinar matahari atau bulan, cahaya petir atau
cahaya apai.
Cahaya buatan manusia,
seperti cahaya lampu, baterai dan sebagainya.
Pada karya senirupa, cahaya sengaja
dihadirkan untuk kepentingan nilai estetis, artinya untuk memperjelas kehadiran
unsur-unsur senirupa lainnya. Peralihan dari gelap dan terang adalah upaya
untuk mempertegas volume suatu bentuk.
Fungsi gelap terang (value)
1.
Unsur gelap terang (cahaya) pada karya senirupa memberikan nilai ekspresi,
misalnya untuk menampilkan kesan dramatis pada lukisan, seperti pada tema
peperangan dengan ungkapan gelap terang.
2.
Unsur gelap terang (cahaya) pada karya senirupa memberikan nilai emosi,
misalnya cahaya yang membus jendela kaca patri yang menimbulkan suasana khidmat
pada interior mesjid atau gereja.
3.
Unsur gelap terang (cahaya) pada karya senirupa memberikan kesan trimatra
atau plastis pada benda yang diterpa oleh cahaya seperti pada bangunan dan
benda. Dalam hal ini gelap terang (cahaya) dapat memperkuat sifat benda
trimatra.
Ragam Seni Rupa Daerah
I. CORAK SENI RUPA
NUSANTARA
Bagi kalian yang suka
bepergian ke lain kota
atau mengunjungi daerah lain, tentu melihat banyak sekali bentuk karya seni
yang menjadi ciri khas daerah. Biasanya benda-benda tersebut dijual
sebagai souvenir atau kenang-kenangan bahwa kita pernah mengunjungi tempat
itu. Jika diamati mungkin beberapa karya seni daerah yang kamu lihat
mempunyai fungsi yang sama, tetapi coba perhatikan bentuk dan corak ragam yang
menghiasinya, tidak ada yang sama setiap daerah.
Pada materi sebelumnya,
kalian telah mempelajari bahwa keragaman sosial budaya, alam lingkungan dan
masyarakat memunculkan bentuk ungkapan seni yang beranekaragam. Inilah
yang disebut dengan seni rupa daerah, yaitu karya seni rupa yang
diciptakan oleh sekelompok masya-rakat di daerah-daerah Nusantara.
Dalam perkembangannya, karya
seni rupa daerah ini dapat dikelompokkan ber-dasarkan gaya dan bentuk penyajiannya yaitu :
a. Corak Tradisional
Bentuk karya seni yang
bercorak tradisional biasanya selalu menggunakan bentuk-bentuk gambar atau
patung dengan motif yang sama. Karena hanya terdapat pada daerah tertentu
dan berbeda dengan daerah lainnya maka hal ini menjadikan suatu ciri khas
ragam hias daerah. Corak ragam hias tradisional daerah ini dapat kalian jumpai
sebagai hiasan (ornamen) benda-benda kerajinan tangan seperti keramik,
anyaman, pigura, hiasan rumah, meubel ukir dan lain-lain.
Kehidupan di pedalaman seperti
gunung dan hutan memberi pilihan obyek ragam hias yang sering dijumpai seperti
buah-buahan, bunga, gunung dan hewan ternak. Sedangkan bagi masyarakat
pesisir pantai akan memilih obyek dan tema ragam hiasnya dari
bentuk-bentuk seperti ikan, ombak, perahu, karang dan sebagainya.
Dengan demikian, meskipun
tema dan obyek yang dipilih sama yaitu hewan, tumbuhan dan manusia,
masing-masing daerah mempunyai gaya
dan bentuk yang berbeda. Hal ini tergantung pada krea-tifitas masyarakat
daerah tersebut. Misalnya bentuk gambar manusia pada ragam hias Jawa
Tengah berbeda dengan bentuk manusia pada ragam hias Irian atau bentuk burung
pada ragam hias di Bali berbeda dengan bentuk
burung pada ragam hias di Sumatera dan sebagainya.
b. Corak Modern
Perkembangan jaman membawa
akibat perubahan pada alam lingkungan dan kehidupan sosial suatu
masyarakat. Termasuk didalamnya perkembangan pada teknik, gagasan maupun gaya penyajian karya seni
suatu daerah. Jenis karya seni maupun pola ragam seni rupa tradisional
sedikit demi sedikit berubah, berkembang baik sebagian maupun keseluruhan
bentuknya.
Corak modern dikelompokkan
menjadi 3 yaitu :
a. Karya Representatif
Yaitu karya seni rupa yang
mengambil obyek alam nyata seperti apa adanya.
b. Karya Dekoratif
Karya seni rupa dengan obyek
yang bentuk dan bidangnya sudah mengalami perubahan bentuknya seperti
disederhanakan atau digayakan.
c. Karya Abstrak
Disebut juga non
representatif karena obyeknya tidak mengambil dari bentuk nyata (khayalan).
Corak tradisional maupun
corak modern pada ragam seni rupa nusantara tidak diterapkan pada karya 2
dimensi saja tetapi juga pada karya-karya seni rupa 3 dimensi. Contohnya
pada lukisan, ragam hias batik, keramik, anyaman, kriya dan patung. Baik
pada karya seni rupa murni (pure art) maupun pada karya seni rupa terapan
(aplied art).
Menggambar Bentuk
Pada dasarnya menggambar
bentuk adalah kegiatan merekam obyek di atas sebidang datar (dua dimensi)
melalui media secara tepat dan mirip sesuai obyeknya dengan memperhatikan
bentuk, warna, perspektif, proporsi, komposisi dan bayang-bayang.
Jadi apabila kalian melakukan
pengamatan (melihat) benda-benda yang ada disekitar kalian kemudian menggambar
atau memindahkan bentuk benda tersebut ke atas bidang datar (kertas) sesuai
dengan bentuk, warna, garis maupun sifatnya, maka sudah dapat dikatakan kalian
membuat gambar bentuk.
Pada perkembangannya, istilah
gambar bentuk hanya ditujukan untuk obyek-obyek dari benda mati yang dikenal
dengan still life, sedangkan untuk gambar bentuk dengan obyek manusia
dikenal dengan istilah menggambar model. Menggambar bentuk tidak sama
dengan menggambar ekspresi atau menggambar illustrasi karena :
F Menggambar bentuk harus
menggunakan obyek yang dilihat secara langsung, tidak boleh hasil imajinasi.
F Menggambar bentuk harus
teliti dalam mengamati sehingga gambarnya sesuai seperti apa yang kita lihat
ketika menggambar.
F Dalam menggambar bentuk
harus membedakan bagian benda yang terkena sinar dan yang tidak (bayangan
benda).
I. OBYEK GAMBAR BENTUK
Obyek yang digunakan dalam
menggambar bentuk bermacam-macam, namun dapat dikelompokkan menjadi beberapa
bentuk dasar, yaitu :
a.
Bentuk Geometris, yaitu obyek-obyek yang mempunyai bentuk beraturan.
- Bentuk Kubistik
Obyek yang mempunyai bentuk
dasar piramida, kubus, balok, prisma dan limas. Contohnya almari, kulkas,
meja, kursi, buku, bangunan rumah, televisi, koper dan sebagainya.
- Bentuk Silindris
Obyek yang mempunyai bentuk
dasar tabung, kerucut. Contohnya kipas listrik, botol, kendi, topi,
pensil, panci, ember dan sebagainya.
- Bentuk Bola
Obyek yang mempunyai bentuk
dasar bola. Contohnya bola lampu, buah kelapa, buah jeruk dan sebagainya.
b.
Bentuk Non Geometris, yaitu obyek-obyek yang bentuknya tidak beraturan
(bukan kubistik, silindris dan bola). Contohnya sebongkah batu, air, api,
sayur-sayuran dan sebagainya.
II. MEDIA MENGGGAMBAR
BENTUK
Yang dimaksud dengan media
disini adalah bahan dan alat-alat menggambar yang diperlukan dalam menggambar
bentuk.
a.
Bahan yang digunakan :
1)
Bidang gambar dapat menggunakan kertas gambar, karton, papan tulis atau
benda-benda lainnya yang mempunyai bidang datar.
2)
Pewarna yang biasa digunakan antara lain pastell, crayon, cat air, cat
minyak, pensil konte dan sebagainya
b.
Alat yang digunakan :
Pada dasarnya semua jenis
alat gambar dapat kalian gunakan untuk menggambar bentuk diantaranya, pensil,
kuas, pena gambar, palet dan tempat air.
III. PRINSIP GAMBAR BENTUK
Untuk dapat membuat gambar
bentuk yang baik, kalian harus memperhatikan beberapa prinsip seni rupa (desain).
Karena hal ini bertujuan agar gambar yang kalian buat sesuai dan mirip dengan
bentuk aslinya. Prinsip seni rupa yang dimaksud adalah perspektif,
komposisi, proporsi dan bayang-bayang.
a. Perspektif
Dengan menerapkan prinsip
perspektif maka gambar yang dibuat akan memunculkan kesan keruangan (kedalaman)
dan obyek yang digambar sesuai dengan apa yang terlihat. Hal ini seperti
pengertian perspektif yaitu menggambar sesuai pandangan mata (prospectiva dalam
bahasa Italia berarti pandangan).
Dengan demikian gambar yang
dibuat harus sesuai dengan yang kalian lihat, benda yang dekat digambar lebih
besar dibandingkan benda yang letaknya jauh atau benda yang jauh warnanya lebih
pudar dibandingkan dengan benda yang dekat letaknya. Hal ini sudah dirumuskan
dalam
HUKUM PERSPEKTIF :
1.
Letak Garis horison pada bidang gambar menunjukkan letak benda terhadap tinggi
mata orang yang menggambar.
2.
Titik-titik Hilang selalu terletak pada garis Horison
3.
Semua garis yang sejajar dengan tanah digambar sejajar dengan garis horison
4.
Semua garis sejajar yang mengarah ke garis horison akan bertemu di satu titik
pada garis horison.
5.
Semua garis yang tegak lurus dengan tanah tetap digambar tegak lurus dengan
garis horison.
6.
Warna benda makin jauh makin pucat (pudar)
7.
Bidang bulat akan terlihat atau digambar menjadi bentuk elips.
Istilah-istilah dalam gambar
perspektif antara lain :
v Garis Horison (GH)
, yaitu garis maya batas antara bidang langit dan tanah. Disebut juga
cakrawala yang menjadi ukuran tinggi mata penggambar pada bidang gambar.
v Titik Hilang (TH),
yaitu titik pertemuan semua garis atau bidang yang mengarah dan menghilang pada
garis horison. Semua titik atau benda yang semakin jauh dari pandangan
akan menghilang pada titik hilang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar