Keutamaan Tauhid
Orang yang bertauhid kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala memiliki banyak keutamaan, antara lain.
[1]. Orang yang bertauhid kepada Allah akan
dihapus dosa-dosanya.
Dalilnya adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits qudsi, dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Yang Mahasuci dan Mahatinggi berfirman
Dalilnya adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits qudsi, dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Yang Mahasuci dan Mahatinggi berfirman
‘…Wahai bani Adam, seandainya engkau datang
kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika mati tidak
menyekutukan Aku sedikit pun juga, pasti Aku akan berikan kepadamu ampunan
sepenuh bumi pula.’”[2]
[2]. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza
wa Jalla akan mendapatkan petunjuk yang sempurna, dan kelak di akhirat akan
mendapatkan rasa aman. Allah Azza wa Jalla berfirman.
“Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampur-adukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah
orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk. ” [Al-An’aam:
82]
Di antara permohonan kita yang paling banyak
adalah memohon agar ditunjuki jalan yang lurus.
“Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu
jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka.”
[Al-Faatihah: 6-7]
Yaitu jalannya para Nabi, shiddiqin, syuhada,
dan orang-orang yang shalih.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan
Rasul(Nya), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang
dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu) para Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang
yang mati syahid dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang
sebaik-baik-nya.” [An-Nisaa': 69]
Kita juga memohon kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala agar terhindar dari jalan orang-orang yang dimurkai Allah dan jalan
orang-orang yang sesat, yaitu jalannya kaum Yahudi dan Nasrani.
[3]. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza
wa Jalla akan dihilangkan kesulitan dan kesedihannya di dunia dan akhirat.
Allah Azza wa Jalla berfirman
“…Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari
arah yang tidak disangka-sangka…” [Ath-Thalaq: 2-3]
Seseorang tidak dikatakan bertakwa kepada
Allah kalau dia tidak bertauhid. Orang yang bertauhid dan bertakwa akan
diberikan jalan keluar dari berbagai masalah hidupnya.[3]
[4]. Orang yang mentauhidkan Allah, maka
Allah akan menjadikan dalam hatinya rasa cinta kepada iman dan Allah akan
menghiasi hatinya dengannya serta Dia menjadikan di dalam hatinya rasa benci
kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan.
Allah Azza wa jalla berfirman
“…Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada
keimanan dan menjadikan (iman itu) indah dalam hatimu serta menjadikan kamu
benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang
yang mengikuti jalan yang lurus.” [Al-Hujurat: 7]
[5]. Tauhid merupakan satu-satunya sebab untuk
mendapatkan ridha Allah, dan orang yang
paling bahagia dengan syafa’at Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang mengatakan áÇó Åöáóåó
ÅöáÇøó Çááåõ dengan penuh keikhlasan dari dalam hatinya.
[6]. Orang yang bertauhid kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala dijamin masuk Surga.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda.
“Barangsiapa yang mati dan ia mengetahui
bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Allah, maka
ia masuk Surga.” [4]
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak
menye-kutukan Allah dengan sesuatu, ia masuk Surga.” [5]
[7]. Orang yang bertauhid akan diberikan oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala kemenangan, pertolongan, kejayaan dan kemuliaan.
Allah Azza wa Jalla berfirman
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu
menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu.” [Muhammad: 7]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman.
“Dan Allah telah menjanjikan kepada
orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa
Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tidak
mempersekutukan Aku dengan sesuatu apapun. Tetapi barangsiapa yang (tetap)
kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”
[An-Nuur: 55]
[8]. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza
wa Jalla akan diberi kehidupan yang baik di dunia dan akhirat.
Allah Azza wa Jalla berfirman.
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih,
baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” [An-Nahl:
97]
[9]. Tauhid akan mencegah seorang muslim
kekal di Neraka.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda.
“Setelah penghuni Surga masuk ke Surga, dan
penghuni Neraka masuk ke Neraka, maka setelah itu Allah Azza wa Jalla pun
berfirman, ‘Keluarkan (dari Neraka) orang-orang yang di dalam hatinya terdapat
seberat biji sawi iman!’ Maka mereka pun dikeluarkan dari Neraka, hanya saja
tubuh mereka sudah hitam legam (bagaikan arang). Lalu mereka dimasukkan ke
sungai kehidupan, maka tubuh mereka tumbuh (berubah) sebagaimana tumbuhnya
benih yang berada di pinggiran sungai. Tidakkah engkau perhatikan bahwa benih
itu tumbuh berwarna kuning dan berlipat-lipat?” [6]
[10]. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza
wa Jalla dengan ikhlas, maka amal yang sedikit itu akan menjadi banyak.
Allah Azza wa Jalla berfirman
“Yang menciptakan mati dan hidup, supaya Dia
menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun.” [Al-Mulk: 2]
Dalam ayat yang mulia tersebut, Allah Azza wa
Jalla menyebutkan dengan “amal yang baik”, tidak dengan “amal yang banyak”. Amal
dikatakan baik atau shalih bila memenuhi 2 syarat, yaitu: (1) Ikhlas, dan (2)
Ittiba’ (mengikuti contoh) Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallm.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa kalimat áÇó Åöáóåó ÅöáÇøó Çááåõ pada
hari Kiamat lebih berat di-bandingkan langit dan bumi dengan sebab ikhlas.
[11]. Mendapat rasa aman. Orang yang tidak
bertauhid, selalu was-was, dalam ketakutan, tidak tenang. Mereka takut kepada
hari sial, atau punya anak lebih dari dua, takut tentang masa depan, takut
hartanya lenyap dan seterusnya.
[12]. Tauhid merupakan penentu diterima atau
ditolaknya amal kita. Sempurna dan tidaknya amal seseorang ber-gantung pada
tauhidnya. Orang yang beramal tapi tidak sempurna tauhidnya, misalnya riya,
tidak ikhlas, niscaya amalnya akan menjadi bumerang baginya, bukan mendatangkan
kebahagiaan baik itu berupa shalat, zakat, shadaqah, puasa, haji dan lainnya.
Syirik (besar) akan menghapus seluruh amal.
[13]. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza
wa Jalla akan diringankan dari perbuatan yang tidak ia sukai dan dari penyakit
yang dideritanya. Oleh karena itu, jika seorang hamba menyempurnakan tauhid dan
keimanannya, niscaya kesusahan dan kesulitan dihadapinya dengan lapang dada,
sabar, jiwa tenang, pasrah dan ridha kepada takdir-Nya.
Para ulama banyak menjelaskan bahwasanya
orang sakit dan mendapati musibah itu harus meyakini bahwa:
[a]. Penyakit yang diderita itu adalah suatu
ketetapan dari Allah Azza wa Jalla. Dan penyakit adalah sebagai cobaan dari
Allah.
[b]. Hal itu disebabkan oleh perbuatan dosa dan maksiyat yang ia kerjakan.
[c]. Hendaklah ia meminta ampun dan kesembuhan kepada Allah Azza wa Jalla, serta meyakini bahwa Allah Azza wa Jalla sajalah yang dapat menyembuhkannya.
[b]. Hal itu disebabkan oleh perbuatan dosa dan maksiyat yang ia kerjakan.
[c]. Hendaklah ia meminta ampun dan kesembuhan kepada Allah Azza wa Jalla, serta meyakini bahwa Allah Azza wa Jalla sajalah yang dapat menyembuhkannya.
[14]. Tauhid akan memerdekakan seorang hamba
dari peng-hambaan kepada makhluk-Nya, agar menghamba hanya kepada Allah Azza wa
Jalla saja yang menciptakan semua makhluk.
Artinya yaitu orang-orang yang bertauhid
dalam kehidupannya hanya menghamba, memohon pertolongan, meminta ampunan dan
berbagai macam ibadah lainnya, hanya kepada Allah Azza wa Jalla semata.
[15]. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza
wa Jalla akan dimudahkan untuk melaksanakan amal-amal kebajikan dan
meninggalkan kemungkaran, serta dapat menghibur seseorang dari musibah yang
dialaminya.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam telah menganjurkan kepada umatnya agar berdo’a kepada Allah Azza wa
Jalla untuk memohon segala kebaikan dan dijauhkan dari berbagai macam kejelekan
serta dijadikan setiap ketentuan (qadha) itu baik untuk kita. Do’a yang dibaca
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut adalah
“Ya Allah…, dan aku minta kepada-Mu agar
Engkau menjadikan setiap ketetapan (qadha) yang telah Engkau tetapkan bagiku
merupakan suatu kebaikan.” [7]
Salah satu rukun iman adalah iman kepada qadha’
dan qadar, yang baik dan yang buruk. Dengan mengimani hal ini niscaya setiap
apa yang terjadi pada diri kita akan ringan dan mendapat ganjaran dari Allah
apabila kita sabar dan ridha.
[16]. Orang yang mewujudkan tauhid dengan
ikhlas dan benar akan dilapangkan dadanya.
[17]. Orang yang mewujudkan tauhid dengan
ikhlas, jujur dan tawakkal kepada Allah dengan sempurna, maka akan masuk Surga
tanpa hisab dan adzab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar