Belajar Bersama Memahami Ayat Qauniyah Allah di Alam ( Bag. 1 )
Assalamualaikum, ….. Wr……Wb.
Dalam Al Qur'an dinyatakan bahwa orang yang tidak beriman
adalah mereka yang tidak mengenali atau tidak menaruh kepedulian akan ayat atau
tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah di alam semesta ciptaan-Nya.
Sebaliknya, ciri menonjol pada orang yang beriman adalah
kemampuan memahami tanda-tanda dan bukti-bukti kekuasaan sang Pencipta
tersebut. Ia mengetahui bahwa semua ini diciptakan tidak dengan sia-sia, dan ia
mampu memahami kekuasaan dan kesempurnaan ciptaan Allah di segala penjuru
manapun. Pemahaman ini pada akhirnya menghantarkannya pada penyerahan diri,
ketundukan dan rasa takut kepada-Nya. Ia adalah termasuk golongan yang berakal,
190. Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami
dari siksa neraka. (QS. Ali 'Imraan, 3:190-191)
Di banyak ayat dalam Al Qur'an, pernyataan seperti, "Maka mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran?", "terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang-orang yang
berakal," memberikan penegasan tentang pentingnya memikirkan secara
mendalam tentang tanda-tanda kekuasaan Allah. Allah telah menciptakan beragam
ciptaan yang tak terhitung jumlahnya untuk direnungkan. Segala sesuatu yang
kita saksikan dan rasakan di langit, di bumi dan segala sesuatu di antara
keduanya adalah perwujudan dari kesempurnaan penciptaan oleh Allah, dan oleh
karenanya menjadi bahan yang patut untuk direnungkan. Satu ayat berikut
memberikan contoh akan nikmat Allah ini:
11. Dia
menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur
dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. An-Nahl, 16:11)
Marilah kita berpikir sejenak tentang satu saja dari
beberapa ciptaan Allah yang disebutkan dalam ayat di atas, yakni kurma.
Sebagaimana diketahui, pohon kurma tumbuh dari sebutir biji di dalam tanah.
Berawal dari biji mungil ini, yang berukuran kurang dari satu sentimeter kubik,
muncul sebuah pohon besar berukuran panjang 4-5 meter dengan berat ratusan
kilogram. Satu-satunya sumber bahan baku yang dapat digunakan oleh biji ini
ketika tumbuh dan berkembang membentuk wujud pohon besar ini adalah tanah
tempat biji tersebut berada.
Bagaimanakah sebutir biji mengetahui cara membentuk
sebatang pohon? Bagaimana ia dapat berpikir untuk menguraikan dan memanfaatkan
zat-zat di dalam tanah yang diperlukan untuk pembentukan kayu? Bagaimana ia
dapat memperkirakan bentuk dan struktur yang diperlukan dalam membentuk pohon?
Pertanyaan yang terakhir ini sangatlah penting, sebab pohon yang pada akhirnya
muncul dari biji tersebut bukanlah sekedar kayu gelondongan. Ia adalah makhluk
hidup yang kompleks yang memiliki akar untuk menyerap zat-zat dari dalam tanah.
Akar ini memiliki pembuluh yang mengangkut zat-zat ini dan yang memiliki
cabang-cabang yang tersusun rapi sempurna. Seorang manusia akan mengalami
kesulitan hanya untuk sekedar menggambar sebatang pohon. Sebaliknya sebutir
biji yang tampak sederhana ini mampu membuat wujud yang sungguh sangat kompleks
hanya dengan menggunakan zat-zat yang ada di dalam tanah.
Pengkajian ini menyimpulkan bahwa sebutir biji ternyata
sangatlah cerdas dan pintar, bahkan lebih jenius daripada kita. Atau untuk
lebih tepatnya, terdapat kecerdasan mengagumkan dalam apa yang dilakukan oleh
biji. Namun, apakah sumber kecerdasan tersebut? Mungkinkah sebutir biji
memiliki kecerdasan dan daya ingat yang luar biasa?
Tak diragukan lagi, pertanyaan ini memiliki satu jawaban:
biji tersebut telah diciptakan oleh Dzat yang memiliki kemampuan membuat
sebatang pohon. Dengan kata lain biji tersebut telah diprogram sejak awal
keberadaannya. Semua biji-bijian di muka bumi ini ada dalam pengetahuan Allah dan
tumbuh berkembang karena Ilmu-Nya yang tak terbatas. Dalam sebuah (QS.
Al-An'aam, 6 : ayat 59).
disebutkan:
59. dan pada sisi
Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali
Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada
sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh
sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang
kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhil
Mahfudz)"
Dialah Allah yang menciptakan biji-bijian dan
menumbuhkannya sebagai tumbuh-tumbuhan baru. Dalam (QS. Al-An'aam, 6 : ayat 95) Allah Juga menyatakan :
95. Sesungguhnya
Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan
yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (yang
memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, Maka mengapa kamu masih berpaling?
Biji hanyalah satu dari banyak tanda-tanda kekuasaan
Allah yang diciptakan-Nya di alam semesta. Ketika manusia mulai berpikir tidak
hanya menggunakan akal, akan tetapi juga dengan hati mereka, dan kemudian
bertanya pada diri mereka sendiri pertanyaan "mengapa" dan
"bagaimana", maka mereka akan sampai pada pemahaman bahwa seluruh
alam semesta ini adalah bukti keberadaan dan kekuasaan Allah SWT.
Dengan
Keterangan dan Penjelasan yang terdapat dalam Firman Allah Diatas, Akankah kita
Masih setengah-setengah dalam meyakini Kekuasaan Allah dan Keberadaan Allah
Yang SesungguhNya. Dan Yang Menjadi Pertanyaan Bagi Diri Kita sendiri adalah
“Kemanakah Pilihan Hidup Kita yang akan Kita Jalani ? Akankah kita memilih Jalan
yang sudah Diberikan Petunjuk OlehNya atau Malah Kita akan Menjadi
Orang yang Mengingkari Semua Kebesaran, Kekuasaan dan Nikmat2 yang Telah
diberikan OlehNya Kepada Kita Semua. (Life Is The Choiche). Semoga Manfaat
& Dan Semoga Allah selalu Membimbing Kita dalam kehidupan Sehari-hari kita
Tetap ada di JalanNya. Amin.
Nun Wal Qolami Wala Yasturun, Wassalamualaikum….Wr……Wb.