Minggu, Mei 20, 2012

Laguku


 MENGAPA.....?????????                                                                              Cipt. S. Al Hadi

Am                  G                      G                     Am
Hoooooooooo haaaaaaaaaaaa, Hoooooooooo haaaaaaaaaaaa
Am                  G                     F                     Am
Hoooooooooo haaaaaaaaaaa , haaaaaaaaaaaa hemmmmm

Am                                 G
Berulang kali kau sakiti hatiku
G                                 Am
Berulang kali kau lukai jiwaku
F                                              G
Katanya kau cinta katanya kau sayang
F                      Am
Nyatanya kau berdusta


Am                  G                     F                      Am
Hoooooooooo haaaaaaaaaaa , haaaaaaaaaaaa hemmmmm
Am                                 G
Inikah yang dinamakan cinta suci
G                                 Am
Inikah yang dinamakan kasih sayang
F                                  G                                 Am
Tapi kau pergi tinggalkan diriku Sendiri menanti

 reff.....

G                                 C
Mengapa dulu kau katakan cintamu
G                                 C
Mengapa dulu kau katakan sayangmu
F                                  Am
Kalau akhirnya kau tinggalkan aku

G                                 C
Mengapa dulu kau beriku harapan
G                                 C
Mengapa dulu kau janji padaku
F                      G                     Am
Kalau akhirnya kau lukai hati ini

Minggu, Mei 13, 2012

Bermain Akting......


 APA ITU ACTING ........
Sebelum kita membahas Apa yang dimaksud dengan Akting, terlebih dahulu akan diuraikan secara singkat tentang Teater.
TEATER berasal dari istilah TEA-TRON dari bahasa Yunani yang berarti :
1.       Pada Jaman Yunani berarti Upacara Persembahan (Pusat Arena).
2.     Pada Jaman Romawi berarti Pusat gelanggang pertunjukan (Arena/Gelang-gang pertarungan)
3.     Jaman Modern/Masa kini, Teater berarti :
a.      Arena Pusat dari segala pertun-jukan.
b.     Panggung pusat pertunjukan (didalam Gedung).
c.      Gedung Pertunjukan.
d.      Tempat untuk mementaskan Drama.
e.      Tempat untuk memutar Drama dalam Film (Misalnya : Gajah Mada Teater).
Dari situlah kalau ada tempatnya pasti ada isinya. Isi yang dimaksud disini, yaitu Dramanya itu sendiri.
Kehidupan “Seni Drama” diIndonesia sudah barang tentu tidak bisa dipisahkan  dengan kehidupan sastra Indonesia. Jadi dalam perkembangan kesusasteraan Indo-nesia, perkembangan seni drama sejalan dengan perkembangan kesusasteraan itu sendiri. Oleh sebab itu konsepsi tentang seni drama sebagai suatu “Seni Pentas”, pada hakekatnya adalah suatu karya sastra yang dituangkan kedalam sebuah “Lakon” yang sering disebut “Naskah Drama”. Dengan demikian drama adalah sebagai Teater apabila suatu cerita/kisah kehidupan manusia itu disusun untuk dipertunjukkan oleh para pelaku dengan perbuatan diatas pentas dan ditonton oleh publik (penonton).
Dan para pelaku inilah nantinya yang akan dituntut lebih banyak untuk melakukan sebuah Akting. Dan acting ini harus benar-benar dilakukan sesuai dengan yang diminta pada Naskah Drama.

A. AKTING
Sedangkan AKTING itu sendiri adalah segala gerak/perbuatan yang dilakukan oleh para pelaku (mimik, pantomimik, dialog) dan segala kejadian yang menggambarkan situasi, termasuk ilustrasi suara.
Jadi Akting itu terdiri dari 5 unsur :
1.       Mimik : Ekspresi wajah (perubahan raut muka/wajah)
  1. Pantomimik : Gerakan-gerakan tubuh
  2. Dialog       : Pembicaraan dengan lawan main.
  3. Penggambaran Situasi (keadaan)
  4. Illustrasi Suara (Backing Vokal & Backing Musik)
Dari kelima unsur Akting tersebut yang perlu dipahami betul-betul adalah Macam-macam gerakan, diantaranya :
  1. Movement : Perpindahan tempat pemain dari suatu tempat ketempat yang lain.
  2. Gestures : Gerakan” benar yaitu dengan lengan dan kaki.
  3. Busines : Gerakan” kecil yaitu dengan tangan, jari dan kepala.
  4. Gait : Gerakan/cara berjalan.
Dalam Hal ini tujuan Akting itu sendiri adalah “to be a character” yaitu menjadi peran/mengekspresikan suatu perwatakan.

B. TEKNIK AKTING
  1. Presentational : Realistis
  2. Representational : Non Realistis
Teknik Terbaik adalah teknik yang paling efektif, yang berhasil mengeks-presikan intent (maksud/ide) penulis, intent adegan, dan intent karaktor.

C. ASPEK AKTING
  1. Aspek interpretasi
Bagaimana Aktor (pemain) menaf-sirkan peran yang dibawakan melalui pemahaman Script penulis.
2.     Aspek Eksekusi
-          Bagaimana Aktor memilih teknik akting.
-          Bagaimana aktor menyiapkan alat” atau perlengkapannya.
-          Bagaimana Aktor berkreasi dalam perannya.

D. PRINSIP AKTING
1.       Order (tertib)  :  tidak kabur
Tidak sembarangan
Disiplin
2.     Harmony and Balance
Tidak menonjolkan salah satu aspek (Overacting). Fisik, Emosi, personal, psikis, intelek, alami.
3.     Unity (Kesatuan, Keutuhan)
Harus ada kesatuan dan keutuhan antara ide penulis, interprestasi sutradara dengan eksekusi aktor.
4.     Selective and Control
Aktor harus dapat memilih aktingnya, mana yang perlu dan mana yang harus dibuang.

E. TEKNIK BERAKTING
1.         Metode “tindak lahir” (external action)
2.       Magic if (Kemampuan mengan-daikan)
3.       Imajinasi
4.       Koncentration
5.       Emosional memori (Kenangan Emo- sional)
6.       Unity (Kesatuan)
7.       Harmony (Penyesuaian)
8.       Tempo Irama
9.       Super – Obyektif
10.    Kebenaran dan keyakinan
Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Akting adalah salahsatu faktor terpenting dalam suatu pementasan yang harus benar-benar dilakukan oleh seorang Aktor (Pemain). Nah dari sinilah awal timbul pertanyaan baru “Bagaimana-kah dikatakan aktor yang baik itu ?”.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa Aktor yang baik adalah :
1.         Apabila Berakting tampil wajar, relax dan fleksibel.
2.       Selalu menjiwai/menghayati perannya.
3.       Aktingnya memnpunyai motif.
4.       Trampil dan Kreatif
5.       Mengesankan (dapat meyakinkan pe-nonton).
6.       Tidak merasa kalau sedang disorot publik atau penonton.
Catatan :
Pengertian “Wajar” dalam hal ini :
  1. Sikap/gerak atau perbuatan tidak canggung, tidak kaku, tidak dibuat-buat, tidak overacting.
  2. Dialog mengena (tidak dibuat-buat)
  3. Vokal Jelas
  4. Penggambaran watak (karakteristik) tepat.
  5. Ekspresi wajah wajar/meyakinkan.
  6. Dapat memanfaatkan segala pro-perty dan situasi pentas dengan baik.
Maka untuk menjadi aktor yang baik diperlukan :
a.        Latihan” yang kontinyu, tertib dan disiplin.
b.       Pengetahuan yang bersifat teoritis, meliputi : Ilmu Teater, Ilmu Jiwa, Kepercayaan suatu agama yang diyakini, Apresiasi terhadap seni sastra, seni musik, seni suara & seni tari, Kemampuan/ketrampilan berba-hasa dengan baik, memiliki penge-tahuan tentang sejarah budaya, sosiologi & Ethionologi.
Dan yang terpenting yang harus dimiliki oleh setiap aktor adalah :
1.       Selalu mempelajari kehidupan : langsung penghayatan sendiri/dengan membaca.
2.     Memiliki Motor Acting (Kemauan, perasaan & Imajinasi).
3.     Memiliki Visi Seni dan budaya
4.     Memiliki Moral etika (Rendah diri, Tekun, Rajin, Disiplin, mau belajar, toleransi, tanggung jawab, berani bereksperimen, mau dikritik dan mengkritik, berani menyadari kesa-lahan, berani menerima dan mengambil resiko dls).

Disajikan Oleh SETIYO HADI,S.Pd
Dalam DIKLAT & Pelantikan Anggota Baru TEATER LEMBAYUNG 24-25 Juni 2006

Bermain Teater ...........


Maksud, Fungsi dan Tujuan Belajar Bermain Teater.....


A.    Maksud dan Tujuan Pendidikan TEATER
Tujuan Utama pendidikan Seni Teater dalam Lingkungan Pendidikan Formal adalah “untuk memberikan bekal pengalaman Estetis sebagai Imbangan Pengetahuan Intelektualitas yang diperolehnya, sehingga mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang utuh kelak dikemudian hari”.
Dengan Pengalaman Estetis dalam Pelajaran Seni Teater tersebut akan membantu mempertajam kepekaan rasa Estetisnya siswa sehingga mereka mampu meningkatkan hakekat manusiawinya sebagai suatu pribadi yang mandiri.
Selain itu Tujuan pendidikan Seni Teater adalah “melatih para siswa dalam kebersamaan suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya sehingga kreativitas masing-masing individunya akan muncul dengan sendirinya dalam kegiatan tersebut.”
Sedangkan Kreativitas itu sendiri adalah suatu proses untuk memecahkan masalah dengan jawaban yang didasarkan pada pengalaman, pengetahuan dan pemahaman para pelakunya sendiri. Jadi Pengetahuan Seni Teater dan ketrampilan teknis Seni Teater adalah sarana untuk meningkatkan kadar “Kepekaan terhadap rasa keindahan” dalam diri siswa.
Tujuan Pendidikan Seni Teater yang tersusun dalam Kurikulum Pendidikan Kesenian adalah :
  1. Siswa mampu memiliki Pengetahuan dan pengertian dasar lanjutan tentang kesenian serta dapat memperkembangkan pengetahuan dan pengertian dikemudian hari.
  2. Siswa dapat memiliki, mengagumi dan mempunyai apresiasi serta orientasi tentang Karya Seni di Indonesia.
  3. Siswa mampu memiliki keterampilan dalam bidang seni sesuai dengan perkembangannya.
Sedangkan Tujuan Instruksionalnya adalah :
  1. Siswa mengenal Teater dan karya sastra dalam bentuk lakon.
  2. Siswa mengenal perkembangan seni drama/ teater di Indoneisa.
  3. Siswa mengenal bentuk Drama.
  4. Siswa memiliki Kepakaan terhadap Unsur” keindahan dalam Seni Teater yang diambil dari Unsur” Keindahan Alam Semesta Ciptaan Allah S.W.T.
  5. Siswa dapat berpartisipasi Aktif dalam Proses Penciptaan Teater.
  6. Siswa dapat mengenal, Memahami, menguasai ketrampilan, menikmati, mengetahui perkem-bangan dan mampu memahami hakekat Seni yang sesungguhnya.

B.     Fungsi Pendidikan TEATER
Pendidikan Seni Teater ditekankan pada pengetahuan tentang proses berteater saja, yang hanya merupakan alat dan bukan tujuan. Dalam hal ini Teater akan memberikan pendidikan tentang bagaimana :
  1. Membentuk Kepribadian dan perwatakan pelakunya.
  2. Memupuk kepercayaan pada diri sendiri guna menuju pada kemandirian Hisup.
  3. Belajar bekerjasama dengan orang lain.
  4. Belajar Bekerja secara Kolektif.
  5. Memupuk ketrampilan dalam menggunakan Bahasa Indonesia.
  6. Mengembangkan kemampuan dalam mengu-tarakan Pikiran, Ide/gagasan yang didahului dengan melakukan Observasi.
  7. Mengembangkan kepekaan rasa keindahan (Apresiasi Estetik).
  8. Menghargai (mengapresiasi) hasil karya seni.
  9. Belajar berorganisasi dan memimpin kegiatan.
  10. Belajar menjadi Manajer (Pemimpin).
Dengan demikian Seni Teater sebagai salah satu bentuk kesenian, memiliki fungsi sebagai media pendidikan untuk bidang lain.
Sifat seni teater yang berwujud permainan dapat menggambarkan perwatakan manusia dan mempermasalahkan konflik kehidupan manusia yang ada. Dilihat dari sudut pendidikan kepribadian dan perwatakan, bekal pengetahuan seni teater yang dimiliki mampu membuat siswa tidak canggung dalam menghadapi pergaulan dalam hidup bermasyarakat. Mereka dapat bergaul, dapat berbicara lancar dalam mengemukakan pendapatnya, seperti kalau mereka sedang latihan drama, mempraktekkan suatu peran, membawakan suatu lakon diatas pentas.
 

` Semoga Dapat bermanfaat `



Disajikan Oleh SETIYO HADI, S.Pd
Dalam DIKLAT & Pelantikan Anggota Baru TEATER LEMBAYUNG 24-25 Juni 2006

Coretanku............

Kau Pergi....Kelain Hati .....


Gerimis dan rintik hujan dipagi hari....
Membuat suasana hati semakin pedih dan perih......
Disaat teringat akan dirimu jauh pergi tinggalkanku sendiri.......

Kenangan indah beserta Bayanganmu selalu hadir ......
Seakan tak pernah buatku jemuh tuk bisa selalu menyayangi......
Lebih dari sekedar untaian kata menusuk dalam relung hati.........

Kini kau tak sendiri lagi pindah kelain hati.........
Apa sebenarnya yang kau cari dan kau ingini.......
Tak tahukah kau betapa aku sungguh jatuh hati ...........

Tapi aku sadar mungkin semua hanya sandiwara bagimu.....
Biarlah sang Musafir terus bertahan dalam jalinan Kasih Suci......
Mengabdi dan terus mengabdi dipenghujung akhir sang Waktu.....