Selasa, Agustus 09, 2011

Pengertian Apresiasi Seni


PENGERTIAN APRESIASI SENI

 

Menikmati , menghayati, menghargai, dan merasayakan suatu objek atau karya seni lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan meaknai karya-karya tersebut dengan semestinya.

Kegiatan apresiasi meliputi:

a.Persepsi
Kegiatan ini mengenalkan pada anak didik akan bentuk-bentuk karya seni di Indonesia, misalnya, mengenalkan tarian-tarian, musik, rupa, dan teater yang berkembang di Indonesia, baik tradisi maupun modern. Pada kegiatan persepsi kita dapat mengarahkan dan mengarahkan kemampan dengan mengidentifikasi bentk seni.

b.Pengetahuan
Pada tahap ini pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang sejarah seni yang diperkenalakan, maupun istilah-istilah yang bisa digunakan di masing-masing bidang seni.

c.Pengertian
Pada tingkat ini, harapan dapat membantu menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni, berdasarkan pengalaman, dalam kemampuannya dalam merasakan musik.

d.Analisis
Pada tahap ini, kita mulai mendeskripsikan salah satu bentuk seni yang sedang dipelajari, menafsir objek yang diapresiasi.

e.Penilaian
Pada tahap ini, lebih ditekankan pada penilaian terhadap karya-karya seni yang diapresiasi, baik secara subjektif maupun objektif.

f.Apresiasi
Apresiasi merupakan bagian dari tujuan pendidikan seni di sekolah yang terdiri dari tiga hal; value (nilai,) empathy, dan feeling. Value adalah kegiatan menilai suatu keindahan seni, pengalaman estetis dan makna atau fungsi seni dalam masyarakat. Sedangkan empathy, kegiatan memahami, dan menghargai. Sementara feeling, lebih pada menghayati karya seni, sehingga dapat merasakan kesenangan pada karya seni.






APRESIASI SENI

            Seni selalu hidup dan berkembang di tengah –tengah kehidupan masyarakat sejak zaman lampau sampai zaman yang akan datang, baik di desa maupun di kota di lingkungan miskin maupun kaya.
            Seni selalu tumbuh selama ada manusia, karena seni adalah kebudayaan yang mengandung nilai indah, sedangkan manusia menyukai pada hal keindahan.
Karena beragamnya nilai seni, maka banyak orang berusaha memberi batasan – batasan mengenai seni dengan maksud untuk mempermudah orang memahami dan menilai seni.

1.2. TUJUAN
1.mengetahui adanya hasil karya seni baik dalam negeri maupun manca
2.mengetahui hakikat seni yang tumbuh di kalngan masyarakat
3.mengetahui berbagai macam aliran seni yang ada
4.mengetahui berbagai jenis karya seni rupa

A. SENI
            Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).

B. APRESIASI SENI
             Kata “apresiasi” berarti penghargaan (penilaian) terhadap sesuatu, apresiasi karya kerajinan tangan dan kesenian dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk memahami, mengerti, menikmati keindahan suatu karya seni dan dapat memberikan penilaian secara mendalam terhadap karya seni yang diamati.
             Tujuan untuk mengembangkan kreasi, rasa estetis dan penyempurnaan hidup. Apresiasi kerajinan tangan dan kesenian perlu diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas karya seni dan penyelenggaraan pergelaran dan pameran. Dalam mengapresiasi karya perlu kriteria-kriteria karya seni yang berbobot, sehingga hasil karya seni yang keluar mempunyai kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
              Agar dapat menilai, menghargai suatu karya maka pengamat haruslah memahami beberapa masalah di antaranya :
a. Jenis karyanya
b. Jenis media yang digunakan
c. Karya seni tersebut beraliran (paham atau panduan)
d. Karya seni diciptakan dengan tujuan
Selain itu ada beberapa nilai yang harus diperhatikan yaitu
a. Nilai penginderaan (apresiasi empatik)
b. Nilai perasaan (apresiasi estetis)
c. Nilai pengamatan (apresiasi kritis)
Ketiga hal di atas memiliki penilaian dari sudut pandang yang berlainan dan memiliki tingkatan yang berbeda dalam memberi penilaian.
            Beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai bahan apresiasi dalam seni lukis adalah sebagai berikut :
a. tema
b. bahan
c. komposisi
d. kemiripan
e. penyelesaian

C. ESTETIKA
              Estetika muncul pertama kali pada pertengahan abad ke-18, melalui seorang filsuf Jerman, Alexander Baumgarten. Sang filsuf memaksudkan estetika sebagai ranah pengetahuan sensoris, pengetahuan rasa yang berbeda dari pengetahuan logika, sebelum akhirnya ia sampai kepada penggunaan istilah tersebut dalam kaitan dengan persepsi atas rasa keindahan, khususnya keindahan karya seni. (Estetika berasal dari kata aistheton atau aisthetikos, Yunani Kuno, yang berarti persepsi atau kemampuan mencerap sesuatu secara indrawi). Emmanuel Kant melanjutkan penggunaan istilah tersebut dengan menerapkannya untuk menilai keindahan baik yang terdapat dalam karya seni maupun dalam alam. Seiring perjalanan waktu, konsep estetika kemudian berkembang lebih luas. Estetika bukan melulu kualifikasi atas penilaian-penilaian atau evaluasi-evaluasi belaka, melainkan pula menyangkut penelusuran sifat-sifat dan manfaat/kegunaan, ragam penyikapan, pengalaman-pengalaman, dan penikmatan atas nilai-nilai keindahan tersebut. Bahkan kemudian penerapannya tidak lagi dibatasi oleh bingkai konsepsi keindahan semata-mata. Domain estetika menjadi jauh lebih luas ketimbang sekadar penikmatan karya-karya seni secara estetik sekalipun.

D. SENI PRIMITIF
               Seni primitif berkembang pada zaman prasejarah, dengan tingkat kehidupan manusia pada masanya sangat sederhana sekali dan sekaligus merupakan ciri utama, sehingga manusianya disebut orang primitif. Hal ini berpengaruh dalam kebudayaan yang mereka hasilkan. Mereka menghuni goa-goa, hidup berpindah-pindah (nomaden) dan pekerjaan berburu binatang. Di bidang kesenian, karya seni yang dihasilkan juga sangat sederhana, namun memiliki nilai tinggi sebagai ungkapan ekspresi mereka. Peninggalan karya seni yang dihasilkan berupa lukisan binatang buruan, lukisan cap-cap tangan yang terdapat pada dinding goa, seperti pada dinding goa Leang-leang di Sulawesi Selatan, goa-goa di Irian Jaya, dan pada dinding goa Almira Spanyol. Selain karya lukisan, terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat perburuan mereka yang berupa goresan-goresan sederhana. Karya seni yang dihasilkan hanya merupakan ekspresi perasaan mereka terhadap dunia misterius atau alam gaib yang merupakan simbolis dari perasaan-perasaan tertentu, seperti perasaan takut, senang dan perdamaian. Ciri-ciri lain dari seni premitif yaitu goresannya spontannitas, tanpa perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada warna merah, coklat, hitam, dan putih.

E. SENI DEKORASI / INTERIOR / EKSTERIOR
                Seni dekorasi adalah seni menghias (bahasa Inggris to decorate) yang berart nenghias. Sesuai dengan arti katanya maka seni dekorasi digunakan untuk menghias sesuatu agar tampak harmonis.
Yang termasuk seni dekorasi dua dimensi antara lain adalah,
1.Motif hias,
Jenis hiasan yang digunakan sebagai hiasan-hiasan tertentu.
motif hias geometris.
2. seni lukis hias
Seni lukis yang dipergunakan untuk mendekorasi suatu ruangan . seperti ruangan rumah, kantor, wisma, hotel dsb.
F. SENI KLASIK
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
1. Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
2. Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),
           Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal. Selain itu, kemampuan manusia untuk menetap secara sempurna telah memberikan kesadaran pentingnya keindahan di dalam perkembangan peradaban.

G. REKLAME
             Reklame berasal dari bahasa Latin reclamare, yang berartseruan yang berulang-ulang. Reklame terdiri dari beberapa jenis.
Ditinjau dari media yang digunakan, reklame dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1.Reklame Visual
Reklame visual adalah seruan berulang-ulang yang menitikberatkan aspek visual (penglihatan) dalam penyampaiannya. Artinya, reklame tersebut terutama bertujuan untuk dilihat. Dalam perkembangannya, reklame visual ini memiliki beberapa bentuk. Hal ini tentu disesuaikan dengan kebutuhan yang ungin dipenuhi.

a.Poster
            Poster adalah reklame berbentuk gambar dan tulisan yang dibuat di atas selembar kertas lebar. Poster biasnya ditempel di tempat-tempat umum dan mudah dilihat orang.
b.Selebaran
            Selebaran dlh reklame yang berbentuk gmbar dan tulisan pada lembaran kertas. Lembaran-lembaran ini biasnya disebarkan langsung kepada calon konsumen oleh petugas khusus dengan cara menebarkan dari mobil.
c. Buklet
            Buklet adalah reklame yang dibuat menyerupai buku dengan jumlah halaman lebih dari dua lembar. Buklet dapat pula berupa lembaran panjang yang dapat dilipat-lipat menyerupai buku.
d. Embalase
            Embalase dalah reklame yang terdapat pada kemasan (monster) benda yang diperdagangkan. Dengan kt lain, bungkus suatu produk mempunyai dua fungsi sekaligus. Pertama, sebagai kemasan produk itu sendiri. Kedua, sebagai daya penarik (reklame) kepada konsumen.
e. Mobile
Mobile adalah reklame yang digantungkan.
f. Etalase
Etalase adalah reklame tiga dimensi yang diletakkan di bagian depan took atau di pinggir-pinggir jalan.
g. Iklan
Iklan adalah reklame yang dipasang di media cetak seperti Koran, majalah, tabloid dan sebagainya
h. Spanduk
Spanduk adalah reklame yang dibuat pada selembar kain.
2.Reklame Audio
Reklame audio adalah seruan berulang-ulang yang menggunakan suara sebagai alat penyebarannya. 

3.Reklame Audio-Visual
Reklame Audio visual adalh serum berulang-ulang yang menitikberatkan aspek suara dan rupa sebagai alat penyampaian.
Sedangkan ditinjau dari sifat dan tujuannya, reklame dapt dikelompokkan atas 2 jenis:
1. Reklame Komersial
             Reklame Komersial adalah seruan berulang-ulang yang semata-mata bertujuan untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya, dan keuntungan material sebesar-besarnya. Karena sifatnya yang mengutamakan keuntungan material, reklame ini sering berlebihan dalam menyampaikan informasi.
2.Reklame Nonkomersial
            Reklame Nonkomersial adalah seruan berulang-ulang yang digunakan bukan untuk mengeruk keunyungan material sebesar-besarnya. Reklame ini lazim digunakan untuk mempengaruhi perilaku, tata nilai, dan merangsang terciptanya suatu kondisi tertentu, dan sebagainya. 

H. ART GALERI
              Galeri Seni Rupa adalah suatu wadah seni bagi para seniman maupun bagi masyarakat. Galeri disini tidak hanya sekedar berfungsi sebagai ruang pamer karya seni dari para seniman, tetapi juga sebagai ruang apresiasi bagi seni dan publik (masyarakat).
Keberadaan Galeri dewasa ini semakin berkembang dengan adanya tuntutan dari masyarakat berupa pemberian layanan bagi masyarakat dalam bidang seni yang dapat ditampung dalam suatu bangunan yakni Galeri Seni Rupa.
                Perancangan Galeri Seni Rupa dengan penerapan prinsip Green Architecture pada bangunan dan lingkungan diharapkan dapat mendukung fungsi dari bangunan galeri itu sendiri. Salah satu unsur yang penting dari bangunan ini adalah sebuah wadah yang dapat memberikan fasilitas baik luar maupun dalam bangunan yang menerapkan prinsip penghawaan dan pencahayaan alami sehingga dapat mengestimasi dari pengeluaran keseluruhan dari biaya serta peletakan tata vegetasi yang merespon iklim setempat. Pengadaan vegetasi-vegetasi sebagai “oase” pada site sebagai filter dari keberadaan site pada kawasan tengah kota.
                 Aplikasi desain di antaranya adalah penyebaran taman-taman di sekeliling bangunan dapat menjadi pemandangan tersendiri bagi tiap pelaku yang datang dan melakukan aktivitas di dalam bangunan pada site ini. Pengolahan pola-pola vegetasi, perkerasan, pemakaian elemen air, material terbentuk dari perpaduan antara garis bangunan, garis batas site, dan garis dari pola paving di area utama. 

I. GAMBAR PERSPEKTIF
                 Semua sistem perspektif berpangkal pada dua metode dasar, yaitu gambar bebas tangan (free hand) dan gambar terukur. Gambar perspektif terukur dipakai untuk mengartikan suatu bentuk benda atau objek dengan akurat. Untuk metode ini dipergunakan alat-alat gambar, dan skala-skala ukuran diambil langsung dari gambar rencana. Gambar bebas tangan dipakai untuk memberikan penjelasan (detail) sebuah gambar. Kedudukan-kedudukan objek didapat dari suatu kombinasi kerja tebak (sistem kira-kira) dan konstruksi dengan perkiraan yang hampir tepat. Di sini tidak dibutuhkan ukuran yang pasti dan tepat.
1. Perspektif Satu Titik Hilang
             Perspektif satu titik hilang merupakan cara menggambar perspektif yang paling mudah, karena keseluruhan objek pada bidang gambar dapat diukur dengan skala. Walaupun cara ini yang termudah, gambar perspektif satu titik hilang dapat terlihat alami namun juga sangat mudah terdistorsi.
               Konstruksi perspektif satu titik hilang didasari oleh kenyataan bahwa garis vertikal digambarkan secara vertikal, garis horisontal digambarkan secara horisontal, dan hanya garis-garis yang menunjukkan kedalaman perspektif yang bertemu pada satu titik hilang (kecuali garis-garis melintang yang memiliki sudut selain 0o dan 90o terhadap garis normal/cakrawala).
                Perspektif satu titik hilang menggambarkan sebuah objek dengan satu titik pedoman yang menghubungkan dengan bidang gambar. Metode ini menggunakan hanya satu titik hilang di mana semua garis perspektif tersebut akan tertuju, serta satu titik ukur yang berperan pula sebagai titik diagonal (lihat gambar).
Gambar perspektif satu titik hilang sangat membantu dalam proses awal dan pengembangan gagasan sebuah desain, namun jarang sekali digunakan para desainer untuk presentasi akhir sebuah desain.
a. Perspektif Satu Titik Metode Garis Tanah
Metode garis tanah banyak digunakan karena relatif paling praktis dan garis-garis konstruksinya sederhana. Akan tetapi metode ini terbatas penggunaannya untuk ruangan geometris sederhana berbentuk kotak dengan arah pandangan harus selalu frontal (tegak lurus) terhadap salah satu bidang dinding datar dalam ruangan
Metode ini menggunakan perpanjangan garis tanah sebagai garis ukur untuk menerapkan ukuran-ukuran sebenarnya yang sejajar dengan garis sumbu pandangan.
Bidang A.B.B1.A1 (salah satu dinding ruangan) yang mendasari gambar perspektif ruangan.
Pada perpanjangan garis tanah (ke kiri maupun ke kanan) garis BD diukurkan (dalam gambar = B’D1).
Dari titik D1 ditarik garis yang tgak lurus terhadap garis B’D’ dan perpanjangan garis ini memotong garis horison pada titik TU yang berfungsi sebagai titik ukur bagi semua ukuran kedalaman lainnya.

2. Perspektif Dua Titik Hilang
Perspektif dua titik hilang menggambarkan objek dengan menggunakan dua titik hilang yang terletak berjauhan di sebelah kanan dan kiri pada garis cakrawala. Perspektif dua titik hilang memberikan kesempatan untuk menggambarkan sudut terdekat atau terjauh dari sebuah objek atau ruangan. Dalam perspektif dua titik hilang, sudut ruangan atau tepi sebuah objek digambar terlebih dahulu dan dapat digunakan sebagai skala secara horisontal dan vertikal, untuk kemudian ditarik garis dari titik hilang.
Seperti dalam perspektif satu titik hilang, garis cakrawala digambarkan secara horisontal dan ditentukan oleh tinggi mata pengamat. Berbeda dari garis cakrawala dan elemen-elemen yang terletak di garis cakrawala, tidak ada garis horisontal yang ditemukan pada perspektif dua titik hilang – kecuali pada objek-objek yang memiliki kemiringan 45o, semua garis yang secara nyata terlihat sejajar horisontal akan terlihat miring menuju ke dua titik hilang.
Hanya ada satu garis horisontal dan vertikal yang digunakan sebagai skala pengukuran, yaitu garis horisontal dan vertikal pada sudut terdekat atau terjauh dari objek tersebut (dianjurkan menggunakan garis pada sudut terjauh dari objek tersebut).
Perspektif dua titik hilang sangat sulit untuk digambar secara terukur. Bagaimanapun, perspektif dua titik hilang menampilkan gambar yang terlihat lebih alami dengan sedikit distorsi dibanding metode perspektif yang lainnya.

a. Perspektif Dua Titik Hilang Metode Titik Ukur
                Garis AB merupakan garis batas pandangan terhadap ruangan yang akan digambar. Letak dan posisinya ditentukan sendiri sesuai dengan kebutuhan.
Titik mata M dan tinggi cakrawala diatas garis tanah juga ditentukan sendiri. Dari titik M ditarik dua garis lurus yang membentuk sudut siku-siku (saling tegak lurus), kedua garis memotong garis cakrawala pada dua titik hilang (H3 dan H4) dengan letak yang juga ditentukan sendiri. Titik U1 dan U2 berfungsi sebagai titik ukur.
Pada garis A1.A atau B1.B diukurkan tinggi langit-langit ruangan, tinggi pintu dan semua ukuran lain ke arah vertikal yang diperlukan.
Dengan mengukurkan potongan garis p1, p2, p3 dan p4 pada garis A1-B1 dan menghubungkannya dengan titik ukur yang sesuai (U1 atau U2) maka titik-titik yang diinginkan akan ditemukan dan gambar perspektif ruangan dapat digambarkan dalam kerangka bidang A1.B1.TL.C.
b. Perspektif Dua Titik Hilang Metode Garis Ukur
                   Seperti halnya pada metode titik ukur, pada metode ini letak garis AB, tinggi cakrawala dan letak titik hilang ditetapkan terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan.
Prinsip metode ini:
Dari titik yang ingin ditemukan dalam perspektif ditarik dua garis yang masing-masing sejajar dengan dua dinding ruangan yang tergambar pada denah. Kemudian titik-titik potong yang terjadi dengan garis AB diproyeksikan ke garis tanah dan diteruskan ke titik hilang yang sesuai. Titik potong kedua garis proyeksi ini adalah titik yang dicari dalam gambar perspektif. Contoh: lihat konstruksi garis untuk menemukan titik C pada gambar perspektif (=C1).
                      Titik L adalah ketinggian langit-langit ruangan, sedangkan titik P adalah ketinggian pintu. Kedua ukuran ini dan ukuran lain ke arah vertikal dapat diukurkan pada garis B1.L atau garis A1.A2.
Bidang A1.B1.L.A2 adalah bidang batas pandangan perspektif terhadap ruangan yang digambar.

3. Perspektif Tiga Titik Hilang
                      Perspektif tiga titik hilang sangat tidak biasa untuk digunakan pada ilustrasi atau presentasi desain interior. Secara umum, perspektif tiga titik hilang terbentuk dari dua titik hilang yang terletak di garis cakrawala dan satu titik hilang tambahan yang terletak di atas atau di bawah garis cakrawala, segaris lurus secara vertikal dengan titik diagonal, sehingga bila ditarik garis berurutan dari ketiga titik hilang tersebut akan membentuk segitiga sama sisi, yaitu segitiga yang memiliki sudut yang sama, yaitu 60o (lihat gambar).
Penggunaan metode tiga titik hilang dapat menyebabkan distorsi yang berlebihan karena hampir semua garis tertuju pada titik hilang-titik hilang. Ini berarti dalam menggambarkan perspektif tiga titik hilang membutuhkan kemampuan visualisasi yang sangat baik. Walaupun begitu, perspektif tiga titik hilang masih dapat diukur, yaitu dengan menggunakan titik diagonal yang berjumlah tiga buah yang terletak di antara ketiga titik hilang (lihat gambar).
Perspektif tiga titik hilang biasanya digunakan pada benda-benda arsitektural yang berukuran sangat besar, seperti gedung-gedung bertingkat. Hasil yang ditampilkan perspektif tiga titik hilang biasa disebut ‘penglihatan mata burung’ bila titik hilang berada di bawah garis cakrawala, dan ‘penglihatan mata semut’ atau ‘penglihatan mata kodok’ bila titik hilang berada di atas garis cakrawala.

J. HIASAN ORNAMEN
Ornamen dalam bahasa Latin mempunyai arti menghiasi. Dalam Ensiklopedia Indonesia, ornamen dijelaskan sebagai setiap hiasan bergaya geometrik atau yang lainnya; ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari hasil kerajinan tangan (perabot , pakaian) dan arsitektur. Ornamen merupakan komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja di buat untuk tujuan sebagai hiasan. Di samping tugasnya sebagai penghias secara implisit menyangkut segi – segi keindahaan, misalnya untuk menambah keindaahan suatu barang sehingga lebih bagus dan menarik, di samping itu dalam ornamen sering ditemukan pula nilai-nilai simbolik atau maksud-maksud tertentu yang ada hubungannya dengan pandangan hidup ( falsafah hidup ) dari manusia atau masyarakat pembuatnya, sehingga benda-benda yang diterapinya memiliki arti dan makna yang mendalam, dengan disertai harapan-harapan yang tertentu pula.
Pada perkembangan – perkembangan lebih lanjut, pemanfaatan ornamen di samping memiliki maksud – maksud tertentu dan pada waktu yang lebih kekinian ( saat sekarang ) banyak penekannya hanya sekedar sebagai penghias saja, dengan demikian ornamen betul-betul merupakan komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan sebagai hiasan semata. Dengan demikian jelas bahwa tugas dan fungsi ornamen adalah sebagai penghias suatu objek, dan apabila ornamen tersebut diletakkan atau diterapkan pada benda lain akan memiliki nilai tambah pada benda tersebut. Apakah akan menambah indah, antik, angker, cantik, dan atau predikat yang lain lagi. Tentunya dalam cakupan yang sesuai dengan bagaimana dan di mana suatu ornamen harus di gunakan.
Ternyata pengertiannya tidak semudah itu, sebab dalam ornamen menyangkut masalah-masalah lain yang lebih kompleks dan luas. Karena dalam hubungannya perlu diuraikan tentang motif, atau tema maupun pola-pola yang di kenakan pada benda-benda seni, bangunan, dan pada permukaan apa saja tanpa memandang kepentingannya bagi struktur dan fungsinya. Selanjutnya apabila diteliti lebih mendalam dari pembahasan di atas, cakupan ornamen menjadi sangat luas. Karena sesuatu yang mempunyai tugas menghiasi serta menambah nilai dari benda yang ditempatinya berarti disebut sebagai ornamen.
Pengertian ini akan lebih menyulitkan dalam memahami apabila ingin mengembangkannya, dan tidaklah sepenuhnya pengertian ornamen tidaklah demikian, sebab ornamen memiliki ciri, sifat dan karakter yang sangat khusus. Sehubungan dengan itu, bila dibandingkan persoalan-persoalan berikut ini dalam sebuah kelompok ornamen, sebuah patung yang berdiri sendiri bisa berubah menjadi suatu unit bila di letakkan di taman kota atau ditempatkan pada pintu-pintu masuk gedung / bangunan. Begitu juga seandainya sebuah lukisan yang di pasang pada dinding suatu ruangan/ruang tamu beserta mebel-mebelnya yang begitu serasi, membuat suasana ruangan tersebut menjadi lebih menarik dan indah. Dari uraian di atas jelas fungsi patung, lukisan serta mebel-mebel adalah sebagai hiasan pada taman kota, ruang tamu, maupun pintu gerbang, jadi dengan demikian patung, lukisan, patung dan mebel tadi dapat diartikan sebagai ornamen dari taman kota, ruang tamu maupun pintu gerbang tersebut. Namun perlu di ketahui bahwa hal yang demikian itu bukanlah yang di maksud dengan ornamen sesungguhnya, sebagai mana yang saya maksudkan. Contoh lain, ada sebuah mebel yang di dalamnya terdapat ukiran-ukiran yang melilit-lilit ke seluruh bagian mebel, atau ukirannya hanya pada beberapa bagian saja. Dalam kasus ini mudah dijelaskan kedudukan ukiran tadi, yaitu sebagai hiasan atau ornamen dari mebel tersebut. Sejalan dengan itu, adalah sama persoalannya bila gelang, kalung, liontin di anggap sebagai ornamen dari orang yang memakainya, padahal di sisi lain benda-benda perhiasan tersebut juga terdapat ornamen yang menghiasinya. Pengertian di atas agak cukup menyulitkan dalam menarik kesimpulan yang memadai, terlebih lagi apabila dikaitkan dengan pengertian dekorasi. Sebab arti dari dekorasi juga menghiasi, sekalipun demikian dapat di pahami bahwa pada umumnya pengertian ornamen dengan dekorasi dalam banyak hal terdapat kesamaan, namun tetap saja ada perbedaan-perbedaan yang signifikan, karena dekorasi dalam banyak hal lebih menekankan pada penerapan-penerapan yang bersifat khusus, misalnya dekorasi interior, dekorasi panggung. Dalam menanggapi masalah itu, barangkali akan menjadi lebih terbuka pemikiran kita apabila menyadari bahwa ornamen dapat menjadi elemen atau unsur dekorasi, tetapi tidak untuk sebaliknya ( dekorasi sebagai unsur ornamen ). Oleh sebab itu pengertian ornament akan bergantung dari sudut mana kita melihatnya, dan setiap orang bebas menarik kesimpulan menurut sudut pandangnya.
Dalam membahas ornamen tentu tidak akan terlepas dari pola dan motif karena pola dan motif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ornamen. Pola dalam bahasa Inggris di sebut “pattern”, H.W. Fowler dan F.G Fowler pola disebut “decorative”design as executed on carpet, wall paper, clots etc”, sedangkan Herbert Read menjelaskan pola sebagai penyebaran garis dan warna dalam suatu bentuk ulangan tertentu. Dalam ensiklopedia Indonesia, dijelaskan bahwa motiflah yang menjadi pangkal tema dari suatu buah kesenian. Sejalan dari pendapat di atas kalau di gambarkan, apabila ada garis lengkung ( hanya sebagai contoh) maka garis tersebut disebut sebagai motif, yaitu motif garis lengkung, kalau garis lengkung tadi diulang secara simetris, maka akan diperoleh gambar lain yaitu gambar ke dua, merupakan sebuah pola ysng di dapat dengan menggunakan motif garis lengkung tadi, selanjutnya apabila gambar ke dua tadi motif dan di ulang-ulang menjadi gambar ke tiga, maka gambar tersebut dapat di sebut sebagai pola atas motif yang ke dua tadi, demikian seterusnya. Jadi dari satu jenis motif betapapun sederhananya, sebagaimana garis lengkung yang dijadikan contoh tadi, setelah mengalami pengulangan dapatlah diperoleh sebuah pola, bahkan tidak hanya sebuah saja, tetapi akan bergantung pada kemungkinan kreativitas seseorang dalam merangkainya. Selanjutnya apabila pola yang telah diperolehnya tadi diterapkan atau dijadikan hiasan pada suatu benda, misalnya dengan jalan di ukir ( contoh: pada sebuah kursi ), maka kedudukan pola tadi ialah sebagai ornament dari kursi tersebut.Sampai di sini jelaslah bahwa motiflah yang menjadi pangkal atau pokok dari suatu pola, di mana setelah motif itu mengalami proses penyusunan dan dibuat secara berulang-ulang akan diperoleh sebuah pola. Kemudian setelah pola tadi diterapkan pada benda lain maka jadilah suatu ornamen.

K. MAESTRO
Dalam seni lukis, sang maestro sering dikaitkan dengan orang yang benar-benar sangat memahami dan mempunyai pengalaman dalam bidang melukis. Di Indonesia kerap disebut-sebut nama almarhum pelukis Affandi sebagai maestro.
Tetapi bagaimana dengan pelukis kenamaan Indonesia lainnya seperti Basuki Abdullah, Abdullah Suryobroto mungkin karena alirannya berbeda dengan Affandi, jarang disebut-sebut sebagai maestro.

L. IMAJINASI
Imajinasi merupakan daya khayal seorang seniman. Suatu karya seni dapat dinilai melalui imajinasi sang pencipta. Beragam ide maupun imajinasi dapat dituangkan dalam karya seni lukis. Dengan imajinasi berbeda dari soerang seniman melahirkan banyak aliran.

M. ADVERTISING
Satu rahasia terbesar dalam dunia periklanan. Seperti telah dijelaskan bahwa periklanan adalah bisnis ide. Untuk masuk ke bidang ini, hal yang paling utama adalah mempunyai cita rasa visual yang tinggi. Sebuah bidang karya yang secara visual berantakan akan merusak sebuah konsep yang kuat. Oleh karena itulah seorang pengarah seni diperlukan. Untuk mengemas sebuah dagangan sehingga konsumen mau membelinya.
Secara akademis, ada beberapa jalan yang bisa diambil untuk mengasahnya. Desain Grafis adalah pilihan yang paling umum. Di dalam seni grafis dapat mempelajari teknik-teknik dasar grafis yang akan membantu kita untuk memperindah karya mulai dari tipografi, teori warna hingga komunikasi visual. Pilihan lain adalah Fotografi. Seorang pengarah seni yang baik adalah seseorang yang mempunyai mata yang tajam secara visual. Dia harus tahu teknik pencahayaan yang baik, tata letak yang rapi (ataupun yang berantakan) dan tentunya bagaimana menggabungkan semua elemen visual dalam sebuah karya. Itulah yang mengharuskan seorang pengarah seni untuk menguasai minimal kedua bidang di atas. harus sangat . Dalam arti kata, sewaktu membuat sebuah karya, dia harus sangat teliti dalam setiap detilnya. Heading, kerning, leading dan ing-ing lainnya. Itulah yang membuatnya bekerja semalaman sementara si penulis naskah tidur di sofa ruang televise lantai 3.

N. SENI GRAFIS
                 Seni grafis adalah salah satu bidang seni rupa yang bergerak pada bidang pencetakan, baik pencetakan yang berupa teknik manual maupun yang sudah digital, diantara keduanya sama-sama grafis istilahnya namun dalam takaran seni perlu dibahas lebih lanjut. Seni grafis secara kasar dapat digolongkan ke dalam salah satu seni murni, hal ini didasarkan atas tujuan dan fungsi yang dibawa, yaitu untuk memenuhi kepuasan atau untuk mengekspresikan diri.
                Perkembangan dunia percetakan tidak dapat dipungkiri telah berjalan dengan cepat. Meski demikian secara dasar teknik-teknik yang dipergunakan sama dengan berbagai teknik yang sudah lama digunakan seperti relief print, intaglio print, dan sebagainya, hanya saja ada beberapa aplikasi baru yang dapat digunakan dalam pembuatan seni grafis yang tidak jarang hasil yang dicapai lebih memuaskan. Aplikasi tersebut berupa pemanfaatan media komputerisasi sebagai sarana desain juga sarana pemudah pencetakan melalui digital printing.
Pemanfaatan media komputeisasi ini merupakan pemicu awal munculnya anggapan bahwa seni grafis mulai bergeser dari fungsi awalnya sebagai seni murni menjadi fungsi seni terapan bersanding dengan seni kriya dan desain. Anggapan pergeseran ini didasarkan pada tujuan pembutan karya itu sendiri, dengan munculnya media komputer maka kemudahan dalam hal pencapaian kuantitas yang diinginkan semakin menjanjikan sehingga semakin menggiurkan para seniman grafis ( pada mulanya) untuk terjun dalam dunia marketing. Selain dikuatkan oleh berbagai kemudahan tersebut pergeseran juga didorong oleh kebutuhan hidup yang semakin pelik disertai penyediaan peralatan untuk komputerisasi yang tidak murah.
                Namun dalam hal ini tidak semuanya teknik grafis dapat dipukul rata dengan komputerisasi secara absolut, ada tiga teknik dari 4 teknik yang tidak dapat menggunakan teknik komputerisasi, yaitu teknik cetak tinggi, cetak dalam, dan cetak datar. Adapun cetak sablon dapat diganti dengan komputerisasi dikarenakan konsep dasar sablon adalah penciptaan karya 2 D tanpa tekstur, dan tanpa degradasi yang detail yang kesemua itu dapat dilakukan oleh komputer dengan mudah dan hasil yang lebih memuaskan (memakai software pendukung seperti corel,adobe,auto cad,dsb)
                Guru Besar Seni Grafis Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Setiawan Sabana, mengungkapkan,”berkembangnysa seni rupa, khususnya seni grafis, tidak independen. Banyak faktor lain yang memengaruhi, terutama infrastruktur atau teknik dan bahan dasar pembentuk media seni.
                 Setiawan menegaskan,” seni grafis “berhak” berkembang dan sejajar dengan seni rupa lainnya. Seni tidak bisa dikotak-kotakkan dalam arus utama tertentu. “Janganlah kita batasi dan persoalkan medianya. Yang penting, isinya. Seni grafis yang konvensional sekalipun tidak bisa menutup diri dari perubahan zaman. Kontemporerisasi menjadi pilihan. Sebab, sejatinya negara ini memang tidak punya akar tradisi seni grafis. Kalau kita terus mengacu ke Eropa, kapan kita akan mengejar,” ( Kompas, 20 Maret 2007). Sehingga dalam kaitannya dengan media yang dipakai dalam pengungkapan kreatifitas seni grafis seharusnya tidak perlu diperdebatkan, yang utama adalah seni grafis yang meng-indonesia.
                   Kajian singkat di atas adalah secarik pembahasan terkait muncullah istilah seni murni dan seni terapan. Keduanya adalah sama-sama seni hanya saja karena perbedaan tujuan dan perkembangan teknologilah istilah tersebut muncul. Teknologi adalah ikon terpenting yang memunculkan istilah tersebut. Teknologi adalah ikon modern, juga modernisasi. Semakin canggih teknologi semakin modern, dan itulah modernisasi. Modernisasi adalah sebuah upaya menyesuaikan kebiasaan dengan konstelasi ( gaya atau tren) dunia (Jim Supangkat). Konstelasi abad modern pada awalnya didominasi pemikiran Eropa Barat dan Amerika. Namun dalam era globalisasi, formasi konstelasi dunia ditentukan pola perkembangan negara-negara maju. Kedua tahap itu pada kenyataannya mengakibatkan sebuah penyeragaman dunia.
                   Seni grafis secara tidak langsung ( pada teknik tertentu) mulai menjamah modernisasi ( seni grafis modern). Hal ini ditandai dengan munculnya teknik-teknik kreatif baru sebagaimana Rolf Nesch (1893-1975), yang mendapat pengakuan internasional untuk teknik grafis logam, dan artis Sámi John Savio (1902-1938), dengan cetakan kayunya. Stanley Hayter Atelier 17 di Paris, yang berspesialisasi dalam teknik mencetak banyak warna hanya dengan menggunakan satu pelat.
                     Berbagai teknik baru mulai diperkenalkan pada tahun 1970, termasuk cetakan di atas kain sutra, dan kebangkitan seni sketsa baik yang mengandung arti kiasan maupun tidak. Tahun 1970 seringkali dianggap sebagai jaman keemasan seni grafis, Nama yang patut diperhitungkan dalam beberapa tahun terakhir termasuk Bjorn-Willy Mortensen (1941-1993), Per Kleiva (b1933) dan Anders Kjær (1940).) Dengan munculnya seni grafis modern maka ajang kreatifitas seniman garfis tidak dapat dibendung karena konsep dasar seni modern adalah unsur kreatifitas untuk memunculkan sesuatu yang baru. Sehingg a peluang kemunculan seni grafis terapan semakin besar. Hal ini ditandai dengan kemunculan omzet digital printing dan sablon yang digelar dalam pasar komersial. Padahal konsep dasar seni (termasuk seni rupa- seni grafis) terkait estetika seni itu sendiri terletak pada nilainya, sedang nilai itu tidak dapat dikurskan dalam bentuk nominal secara pasti karena nilai itu adalah hal abstrak yang tidak memiliki batasan. Kalaupun karya seni itu dapat dipasarkan maka harga yang didapat adalah biaya operasional dan ongkos seniman atau pencipta, bukan harga dari nilai yang dimiliki karya tersebut. Selain hal itu terdapat manipulasi nilai karya seni grafis yang semakin mempertajam munculnya seni grafis terapan yaitu karya yang disandarkan pada permintaan pasar bukan pada kepuasan ekspresi pencipta.
                      Penggolongan Seni Grafis Berdasarkan Teknik Penggolongan seni grafis berdasarkan teknik ini dikarenakan perbedaan acuan dan persyaratan yang harus dimiliki masing-masing teknik. Adapun teknik-teknik tersebut adalah teknik cetak tinggi ( Relief Print), teknik seni cetak datar (Surface screen), teknik cetak dalam ( intaglio print) dan tekni cetak saring( silk -screen).

O. POSTER
Poster adalah iklan warna berukuran besar yang dicetak pada selembar kertas dan ditempatkan pada panel, dinding atau ke jendela.
Berdasarkan segi penempatannya poster terbagi dua yaitu :
1. Poster Dalam, yaitu poster yang digunakan / diletakkan dalam suatu ruangan tertutup (indoor).
2. Poster Luar, yaitu poster yang ditempelkan atau diletakkan biasanya di luar ruangan (outdoor).
Berdasarkan Segi Tujuannya
1. Poster Sosial : untuk mendukung program-program yang direncanakan.
2. Poster Komersial : berisi pesan menawarkan produk untuk membujuk orang supaya mengambil keputusan / membeli.

P. KARIKATUR
Jenis gambar yang merupakan coretan-coretan yang menitik beratkan pada karakter obyeknya.
Gambar ilustrasi jenis ini bersifat ejekan, sindiran, dan kritikan yang dibuat lucu.

Q. SKETSA
             Sketsa merupakan gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar ringan, semata-mata garis besar atau belum selesai. Kerap kali sebagai percobaan bahkan sebagai tanda untuk mengingat-ingat. Dalam penerapannya biasanya sebagai catatan singkat tanpa bagian – bagian kecil yang mengemukakan gagasan tertentu. Pada umumnya merupakan rencana kasar seperti permainan ringan, mirip dengan musik ataupun artikel. Ini semua dalah hasil ekspresi yang artistik. Pada umumnya menggunakan garis.
             Seni sketsa sudah banyak dibicarakan orang lewat koran – koran atau pameran tertentu. Dalam hal ini bukan merupakan barang baru. Akan tetapi sudah merupakan tradisi sejak seni lukis ada.
             Seni sketsa adalah seni yang pertama lahir, lihatlah lukisan – lukisan kuno yang terdapat di gua-gua Altamira di Perancis Selatan, demikian juga pada gua – gua Leang – Leang Sulawesi Selatan dan gua Abba di Irian Barat merupakan garis sketsa yang magis.
Pendapat ini diperkuat lagi dengan pendapat seorang kritikus terkenal Herbert Read berkata “Sesungguhnya dari libatan historis, jenis seni rupa yang pertama adalah jenis senirupa dari gua-gua, bermula dari garis-garis kontur. Seni rupa bertolak dari keinginan untuk menggaris-garis. Demikian juga yang terdapat pada anak-anak.
             Seni rupa dibuat demi pemuasan pribadi seniman merupakan kesan dari karakteristik hidup dan gerak melalui media yang sangat sederhana, bahkan tanpa persiapan. Terdiri dari bahan kertas dan semua jenis tinta hitam dengan alat-alat pena, kuas, bambu, lidi yang disesuaikan dengan kebutuhan teknis.
             Dewasa ini dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta adanya teknologi dari hasil-hasil industri, memungkinkan timbul bahan-bahan baru yang dapat mengembangkan seni sketsa.
Menurut Kusnadi, seorang kritikus dan pelukis, sketsa dapat dibedakan dua hal. Pertama sketsa yang berdiri sendiri, atau yang biasa disebut seni murni. Ini semata-mata merupakan seni sketsa, sedangkan sketsa “Voor Studi” dibuat berdasarkan sketsa. Ini merupakan rencana-rencana, bagan yang harus disempurnakan, misalnya dalam menggambar model atau desain. Sebelum dikerjakan harus dibuat rencananya seperti gambar arsitektur.
                Bila kita amati terdapat garis-garis sketsa yang tegas dan jelas. Di Indonesia dapat kita lihat pada pelukis Affandi dan Sudjojono bahkan seorang Affandi tak suka kehilangan sketsanya karena sangat beriwayat, mengandung makna vitalitas dan kegairahan.
Perkembangan lebih lanjut dalam seni lukis anak-anak, misalnya sketsa banyak kita jumpai pada lukisan mereka dengan keluwesan dan tanpa pretensi apa-apa, kecuali menggaris secara spontan. Garis merupakan alat yang vital sebagai ungkapan kesan imajinasinya. Sebagai sarana studi skill atau keterampilan dalam organ-organ formal dan non formal education kita, sketsa sangat penting.
              Ternyata sketsa merupakan seni garis yang sangat sensitif dan sangat sederhana, sebagai sarana yang paling singkat dan abstrak untuk menggambarkan suatu obyek tanpa maksud tujuan.

R. SENI ILUSTRASI
             lustrasi dalam bahasa Inggris disebut dengan Illustration.
Dalam bahasa latin adalah illustrare yang berarti menjelaskan atau menerangkan sesuatu. Dalam seni rupa illustrasi dipergunakan untuk memperjelas suatu cerita atau artikel dengan gambar – gambar. Oleh karena itu dalam menggambar seni ilustrasi di samping mempunyai daya tarik, gambar ilustrasi juga harus jelas, sederhana, mudah dimengerti, dan dapat mewakili isi cerita yang terkandung di dalam cerita atau artikel.

S. KESATUAN
            Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut, arah, dll), maka kesatuan telah tercapai. 

T. KESEIMBANGAN
             Keseimbangan dalam karya seni rupa adalah kesamaan dari unsur – unsur yang berlawanan tetapi saling memerlukan karena dapat menciptakan satu kesatuan. Ada beberapa pola dalam menentukan keseimbangan, yaitu:
1) Keseimbangan Simetris yaitu menggambarkan dua bentuk, ukuran dan
jarak yang sama dalam sebuah komposisi
2) Keseimbangan asimetris yaitui menggambarkan sebuah komposisi
yang bentuk. Ukuran dan jaraknya tidak sama antara satu dengan
yang lainnya
3) Keseimbangan segi tiga yaitu menggambarkan sebuah komposisi yang
mempunyai /mengesankansegitiga
4) Keseimbangan sentral yaitu menggambarkan sebuah komposisi yang
memusat di tengah – tengah (berpusat di suatu titik) 

U. OPTIK ART
                 Victor Vasarely (1906-1997), seniman Perancis kelahiran Hungaria, dikenal karena karya-karya abstrak-geometrisnya yang habis-habisan memanfaatkan susunan bentuk geometris, nada dan warna, untuk menghasilkan ilusi visual yang mengagumkan. Karya-karyanya memberi inspirasi bagi sejumlah seniman lain untuk mengembangkan pendekatan ilusi visual yang kemudian dikenal dengan istilah Optic Art.

V. SUREALIS
               Aliran surealis mulai dikenal luas sejak tahun 1936. Surealisme merupakan aliran dan gerakan yang sangat “Prancis”, saat itu dilahirkan gerakan surealis yang dikenal Manifesto Surealisme atas prakarsa Andre Berenton. Gerakan ini pada dasarnya adalah gerakan kesusastraan yang mengekspresikan statement pemberontakan terhadap kaum borjuis (kaum kelas atas) Prancis. Saat itu seni dikonotasikan sebagai objek yang harus berselera tinggi dan hanya diciptakan untuk memenuhi selera dan keinginan para bangsawan. Gerakan ini mengekspresikan ketidaksetujuan mereka secara verbal dan melalui tulisan. Aliran ini juga menjelaskan prinsip otomatisme murni, suatu ekspresi dari bawah alam sadar manusia atau lebih menyerupai sebuah mimpi. Surealisme juga dikenal sebagai lukisan mimpi yang didominasi dengan teknik ilusi. Aliran ini bukan rekaman dari sebuah mimpi, melainkan menyerupai sebuah perjalanan ke suatu ruang dan dimensi seperti seseorang yang memasuki sebuah mimpi.

W. NATURALIS
               Naturalisme yaitu suatu bentuk karya seni lukis (seni rupa) berciri seniman berusaha melukiskan segala sesuatu sesuai dengan natural atau alam nyata, artinya disesuaikan dengan tangkapan mata seniman. Supaya lukisan yang dibuat benar – benar mirip atau persis dengan nyata, maka susunan, perbandingan, perspektif, tekstur, pewarnaan serta gelap terang dikerjakan seteliti mungkin, setepat – setepatnya. Di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis dengan penekanan seting alam. Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme pada abad 19 sebagai reaksi atas kemapanan romantisme.
                Salah satu perupa naturalisme di Amerika adalah William Bliss Baker, yang lukisan pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari gerakan ini. Salah satu bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandangan Darwinisme mengenai hidup dan kerusakan yang telah ditimbulkan manusia terhadap alam.

X. IMPERS / EKSPRESI ONISME
                 Impresionisme adalah suatu bentuk karya seni lukis yang menghadirkan kesan – kesan. Seniman – seniman impresionis hanya melukiskan cahaya yang dipantulkan ke mata, kabur, tanpa fokus atau hanya merupakan kesan suatu objek. Aliran ini timbul sebagai akibat ketidakpuasan terhadap cara-cara melukis seniman akademik (sebutan untuk seniman-seniman realisme cahaya dan bayangan) yang selalu melukis dalam studio (Soegeng Toekio dkk, 1987:38).
                Seniman-seniman penganut aliran impresionis hanya berpendapat bahwa cahaya dan bayangan tidak selalu tetap, tetapi berubah-ubah sesuai dengan gerakan sumber cahaya (matahari), oleh karena itu mereka tidak mau melukis di dalam studio. Mereka lari ke jalan raya, ke ladang, tepi sungai dan sebagainya. Hasil yang perlu dicatat dari aliran ini ialah dilukiskannya hal-hal yang belum pernah dilukiskan oleh seniman-seniman akademik, misalnya mereka melukiskan kabut-kabut, hujan badai, fatamorgana, gerakan-gerakan satu objek dan lain-lain. Warna-warna yang dipakainyapun menjadi semakin cerah dibandingkan dengan warna yang digunakan seniman akademik yang semakin gelap (Soegeng Toekio dkk, 1987:39).
                 Corak dekoratif telah hadir dalam bentuk-bentuk seni asli Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari peninggalan hasil seni budaya tempo dulu, seperti totem Papua, rumah Gorga Batak, ataupun corak batik lurik Jawa.
Corak dekoratif tidak tampil secara murni. Dekoratif bisa menjadi maksimal dan bisa menjadi minimal. Dekoratif bisa menjelma dalam unsur komposisi secara teknik, ”bumbu dekorasi” sebuah objek pokok yang bisa saja mengarah kepada realis, surealis, atau bahkan abstrak.
Dekoratif juga bisa meliputi elemen yang mendukung, dan tidak selalu menjadi pokok dalam sebuah karya. 

Y. DEKORATIF
                 Corak dekoratif telah hadir dalam bentuk-bentuk seni asli Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari peninggalan hasil seni budaya tempo dulu, seperti totem Papua, rumah Gorga Batak, ataupun corak batik lurik Jawa.
Corak dekoratif tidak tampil secara murni. Dekoratif bisa menjadi maksimal dan bisa menjadi minimal. Dekoratif bisa menjelma dalam unsur komposisi secara teknik, ”bumbu dekorasi” sebuah objek pokok yang bisa saja mengarah kepada realis, surealis, atau bahkan abstrak.
Dekoratif juga bisa meliputi elemen yang mendukung, dan tidak selalu menjadi pokok dalam sebuah karya. 

Z. MURAL
                Mural adalah cara menggambar atau melukis diatas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya.
Berbeda dengan grafiti yang lebih menekankan hanya pada isi tulisan dan kebanyakan dibuat dengan cat semprot maka mural tidak demikian, mural lebih bebas dan dapat menggunakan media cat tembok atau cat kayu bahkan cat atau pewarna apapun juga seperti kapur tulis atau alat lain yang dapat menghasilkan gambar.

SIMPULAN
                 Seni merupakan hal yang indah dan akan hidup di tengah – tengah masyarakat. Seni akan berkembang selama masyarakat ada.Dengan keanekaragaman aliran yang ada, seniman mampu berkreasi sesuai dengan aliran maupun daya imajinasi.
                Secara umum, factor – factor dari luar negeri sangat mempengaruhi dunia seni di Indonesia. Seperti gejolak seni modern yang mengutamakan kepentingan individualis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar